Mohon tunggu...
Muksal Mina
Muksal Mina Mohon Tunggu... Lainnya - Candu Bola, Hasrat Pendidik

Be a teacher? Be awakener

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Rapat-rapat Itu Repot! Namun Ada Manfaatnya

24 Agustus 2020   18:34 Diperbarui: 25 Agustus 2020   05:41 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Punya anak kecil-kecil, adakah manfaatnya?(Sumber : www.thepragmaticparent.com)

Begitupun perkembangan kemampuan sosial dan emosionalnya. Kedua belah pihak akan belajar bagaimana 'cara berteman' lewat hubungan persaudaraan.

Teman Main Sejati dan Ikatan yang Erat

Saat si kecil baru lahir, kerepotan yang luar biasa adalah tantangan orangtua muda. Si bayi masih sangat butuh perhatian, sedangkan si sulung juga masih ingin bermanja-manja. Belum lagi kalau ayah pura-pura tidur. Bingung kan?

Begitu si bungsu sudah bisa diajak bermain bersama, misal usia 2 tahunan dan kakak 3-4 tahun, maka orangtua bisa sedikit bersantai.

"Kubiarkan saja mereka main berdua, Bang. Pada asyik tuh. Semua bisa dijadikan mainan"

Anak-anak yang bermain dengan sesamanya tentu lebih nyambung dibanding main dengan orang dewasa, apalagi yang main sambil pegang HP! Imajinasi, keluguan, kepolosan menjadikan hubungan 'teman bermain'diantara keduanya menjadi asyik untuk ditonton.

Perhatikanlah, anak-anak adalah pribadi yang paling supel. Pernah lihat kumpulan anak yang baru bertemu satu kali dan langsung bisa main dengan akrab? Begitulah. Mereka punya dunia yang sama, pada fase yang juga sama. Fase bermain!

Rentang usia yang tak begitu jauh menciptakan hubungan bermain yang alami bagi dua saudara. Kakak mau main dokter-dokter, adik jadi pasien. Adik jadi ksatria, kakak jadi monster. Mainnya bisa berjam-jam, sampai lupa makan! Adakah orang dewasa yang bersedia berlama-lama melayani anak kecil main? Pasti ada. Tapi berapa banyak?

Apatah lagi anak usia 2-4 tahun belum berada pada masa berteman. Maka yang menjadi teman main adalah adiknya sendiri. Orangtua bisa santai mengawasi. Lah, keduanya selalu bersama, kan? Gampang diawasi.

"Kedua anakku, walau sering bertengkar namun saling kehilangan kalau salah satu sedang ikut neneknya"

Versi teman yang satu ini, kedua anaknya jadi punya ikatan erat. Bila salah satu tak ada, maka yang satu akan mati gaya. Tak tahu mau main apa!

Ikatan yang erat dalam hubungan saudara sering terjadi pada anak yang berjarak dekat. Sampai mereka dewasa. Mungkin karena nyaris sebaya, maka selera dan cara berpikir pun dapat disejajarkan satu sama lain. Saudara menjadi partner, bukan pengasuh.

Selalu Sibuk dan Bebas dari Kecanduan Ponsel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun