Mohon tunggu...
Muksal Mina
Muksal Mina Mohon Tunggu... Lainnya - Candu Bola, Hasrat Pendidik

Be a teacher? Be awakener

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Antitesis Klub Kaya, Angkat Topi untuk Manajemen RB Leipzig

14 Agustus 2020   16:21 Diperbarui: 14 Agustus 2020   17:11 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RB Leipzig, tim kejutan Liga Champion (Sumber : bol.kompas.com)

Meski belum menggapai trofi juara, capaian sejauh ini dapat menjadi bantahan dari komentar terkenal Alan Hansen bahwa tim yang berisi anak-anak muda tak kan bisa berprestasi. 

Berkaca pada tim-tim dengan pemilik yang kaya raya, RB Leipzig seakan menjadi antitesis sebuah klub tajir.

Sangat sedikit sekali tim yang punya keuangan memadai, berdedikasi untuk menjadikan pemain muda sebagai andalan. Bila punya uang, kenapa tak beli saja pemain bintang?

Naby Keita semasa di RB Leipzig (Sumber Foto : detiksport.com)
Naby Keita semasa di RB Leipzig (Sumber Foto : detiksport.com)
Dengan status kepemilikan oleh perusahaan besar bernilai trilyunan, Leipzig tetap setia dengan filosofinya yang berlandaskan pada pemain muda. Mereka seakan tak tergoda untuk jor-joran membeli pemain bintang dengan harga mahal, layaknya yang dilakukan oleh tim-tim orang kaya baru.

Pemain termahal yang pernah dibeli adalah Naby Keita (27 Juta euro).Sisanya adalah pemain muda yang didatangkan dari klub afiliasinya sendiri, atau tim-tim kecil dan tim terdegradasi.

**

Leipzig menggambarkan betapa sebuah klub dapat dijalankan dengan filosofi yang tepat, manajerial yang sesuai dan strategi yang bertopang pada filosofi tersebut. Semua dapat berjalan dengan baik bila menempatkan orang yang tepat, pada tempat yang tepat, dan setiap pada filosofi.

Bukanlah sebuah keharusan bila tim kaya membeli pemain bintang setiap musimnya.

Sistem pencarian bakat, memaksimalkan tim afiliasi dan konsistensi pada filosofi pemain muda adalah sederet konsep yang mungkin menjadikan pola manajemen dari RB Leipzig ini patut untuk ditiru. 

Bandingkan dengan PSG yang baru menginjak ke semifinal Liga Champion setelah menggelontorkan ratusan juta euro sejak dibeli Qatar Sport Investment.

City? Semua sudah tahu bahwak sejak berpindah tangan ke Syekh Mansour, Manchester Biru konsisten mendatangkan pemain-pemain mahal untuk mengejar prestasi di panggung tertinggi sepakbola Eropa, Liga Champion.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun