Mohon tunggu...
Muksal Mina
Muksal Mina Mohon Tunggu... Lainnya - Candu Bola, Hasrat Pendidik

Be a teacher? Be awakener

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Jadi Guru!

10 Juni 2020   13:43 Diperbarui: 10 Juni 2020   14:26 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : pixabay

I am not a teacher, but an awakener

Ini adalah satu satu quote dari penyair Amerika, Robert Frost.

Dikutip dari Wikipedia, Robert Frost (1874-1963) adalah satu-satunya penyair yang meraih Pulitzer Prize for Poetry sebanyak empat kali (1924, 1931, 1937 dan 1943). Selain itu, Frost juga menerima gelar kehormatan dari berbagai universitas besar seperti Princeton, Oxford, Cambridge dan Dartmouth. 

Karya-karyanya mencakup Puisi, prosa, buku dan pidato. Namanya dibadikan menjadi salah satu nama gedung di Southern New Hampshire University di Manchester, New Hampshire, Robert Frost Middle School di Virginia, dan the Robert L. Frost School di Massachusetts.

Menarik untuk membahas tafsiran dari quote Frost ini. Frost menyebut bahwa ia bukanlah guru, namun seorang awakener. Apa itu?

Awakener, secara harfiah berasal dari kata awake, yang berarti bangun. Kalau kita artikan awakener dengan "tukang bangun", agak janggal sepertinya. Mungkin bolehlah kita maknai bersama dengan seseorang yang berperan untuk membangkitkan ataupun membangunkan sisi-sisi positif dalam diri orang lain.

Nah, biar enak, seterusnya kita tetap sebut saja dengan awakener lah ya, toh sama-sama paham maknanya ya. Hehehe.

Jujur saja, saya tidak tahu konteks Frost saat menuliskan quote tersebut. Namun bolehlah kita tafsirkan ke dalam bahasan tentang peran guru yang sebenarnya dalam pendidikan.

Anak Itu Unik!

Telah mafhum dalam masyarakat, bahkan terkadang di kalangan pendidik sendiri, bahwa apabila seorang anak datang ke sekolah, masuk ke kelas, maka berarti ia adalah sosok yang siap diajar.

Diajar kemudian dimaknai dengan memberikan informasi sebanyak-banyaknya, dengan tujuan agar seorang anak menjadi tahu dari sebelumnya tidak tahu. Singkatnya adalah transfer ilmu.

Semakin banyak ilmu yang dikuasai maka disimpulkan semakin banyak lah bekal si anak menghadapi masa depan. Yang terjadi kemudian adalah penjejalan-penjejalan semua pengetahuan. Memindahkan isi kepala guru ke dalam memori anak, tanpa dipertimbangkan terlebih dahulu, benarkah anaknya butuh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun