Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanpa Disadari Mengapa Layangan Bisa Putus?

19 Januari 2022   20:38 Diperbarui: 19 Januari 2022   21:25 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated By: suara.com

Melihat layang-layang yang terbang tinggi diatas awang-awang, meliuk-liuk bebas di angkasa sungguhlah sangat senang hati si Boedi.

Bocah cilik kelas tiga sekolah dasar berusia sembilan tahun yang sedang asyik bermain layang-layang bersama teman sebaya di halaman rumah Pak Umar.

Beragam jenis ukuran, model/bentuk, dan warna yang mereka terbangkan, dari hasil menyisihkan uang jajan sekolah untuk membeli layangan diwarung Bik Surti. 

Layangan sepaket dengan benang dan gulungannya. Tapi, ada juga layang-layang yang mereka coba buat sendiri, hasil kreasi tangan sendiri atau dibuatkan oleh kakak/orangtua.

Pemandangan ini biasa pada saat tiba musim layangan. Permainan tidak hanya digandrungi para anak-anak terkadang orang-orang dewasa pun ikut serta dalam bermain layang-layang.

Bahkan kontes layang-layang sering diadakan sebagai perlombaan dalam berbagai kegaiatan, kegiatan 17-an, ulang tahun Kabupaten.

Menjadikan seperti bentuk tournamen layangan yang meriah, menarik simpati sponsor berpartisipasi menyukseskan kegiatan. 

Permainan layang-layang merata ada di daerah-daerah tanah air, bahkan belahan dunia pun ada permainan layangannya.

Konon katanya, layangan adalah salah satu cara dalam spionase pergerakan untuk membaca seberapa besar kekuatan lawan/musuh. Alat berkirim surat bahkan menjadi senjata tempur yang ampuh tika terjadi perang.

Kembali pada judul artikel Tanpa Disadari Mengapa Layangan Bisa? Berangkat dari cerita film drama yang banyak digemari saat ini berjudul "Layangan Putus" film serial web di WeTV.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun