Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Momentum Sumpah Pemuda, Bangsa Memanggil Kita dalam Bingkai Persatuan

29 Oktober 2021   09:51 Diperbarui: 29 Oktober 2021   12:56 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by: bola.com

Momentum sumpah pemuda yang jatuh pada setiap tanggal 28 Oktober diperingati secara nasional dalam setahun sekali, pada dasarnya kembali pada hakikat dan tujuan kongres pemuda kala itu. 

Sesungguhnya dengan persatuanlah dapat mengantarkan bangsa ini bisa merdeka lepas dari tangan para penjajah.

Pergerakan selama ini dilakukan secara sendiri-sendiri, egosentris dan kepentingan atas nama kelompok, suku, dan teritorial nyatanya tidak berhasil mewujudkan tujuan, lepas dari belenggu cengkram kolonial. 

Kebalikannya, justru menjadi senjata ampuh bagi mereka untuk melumpukan pergerakan rakyat. Menjalan trik devide at impera, bahasa politik Syafi'i Maarif 'politik bela bambu, dengan mengadu domba sesama anak bangsa.

Ingat istilah kata londo ireng (pribumi kelondo-londoan) yang loyal pada pihak kolonial sebagai abdi penjajah dalam menekan orang-orangnya sendiri. Orang yang diistimewakan oleh penjajah sebagai kepanjangan tangan penguasa (penjajah).

Pengkotakan yang terjadi menciptakan jurang pemisah yakni pertentangan kelas dalam bahasa sosiologi strata sosial. Pembagian golongan, golongan kulit putih, timur asing, dan pribumi disertai keistimewaannya disertai diskriminasi dan pendiskreditan masyarakat.

Kemudian hari menjadi 'momok' bercitra miring dan berakar, pemahaman bersifat 'laten' berbahaya. Buah dari diskriminasi sejarah. Hingga saat ini masih terpendam, tersimpan dendam yang masih kukuh sebagai luka lama.

Sebagai contoh ketidaksukaan dan penolakan pada etnis tertentu bukti nyata bahwa kita terjebak pada permainan sejarah, demokrasi yang didengungkan belum bisa dikatakan perbaikan jika para politikus tetap bermain dalam kanal perbedaan, pemgkotakan sebagai nilai jual.

Ikhwal sumpah pemuda setidaknya merupakan gerakan kesadaran bersama yang sebagian besar dipelopori pemuda berintelektual yang nasionalis, berangkulan unuk mencapai mimpi bersama dengan idealis tanah air-lah diatas segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun