Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beruk Putih dan Pohon Benuang Sakti, Asal Mula Nama Lebong dan Istilah Rejang Empat Petulai

19 Oktober 2021   20:43 Diperbarui: 19 Oktober 2021   21:25 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asal muasàl nama-nama kesatuan orang Rejang menurut riwayat (cerita) para tetua suku bangsa Rejang.

Pada suatu masa diera pemerintahan Empat Biku terjadilah suatu peristiwa malapetaka yang hebat melanda di daerah tanah Rejang.Bencana yang mengakibatkan rakyat berjatuhan karena sebuah penyakit hingga menyebabkan sebuah kematian.

Segala upaya telah dilaksanakan untuk menangkis bencana, namun semuanya berakhir dalam kegagalan. Sampailah pada bantuan ahli nujum tuk melihat ada apa dengan bencana yang sedang melanda ini.

Menurut mata batinnya (ramalan), yang menyebabkan bencana yang sedang melanda ini adalah karena seekor Beruk Putih yang berdiam diatas sebuah pohon besar yang bernama Benuang Sakti.

Apabila beruk itu berbunyi, kemana arahnya menghadap, maka negeri-nwgeri itu akan tertimpa bencana seperti yang telah mereka alami.

Atas pemukafatan keempat Biku dari empat petulai dalam suku Rejang, memutuskan bersama-sama tuk mencari sampai dapat si pohon besar 'Benuang Sakti 'untuk ditebang.

Namun usaha mencari pohon Benuang tidaklah semudah yang dibayangkan. Meskipun dilakukan bersama-sama dengan arah yang bebeda sesuai arah mata angin, dipimpin petulai masing-masing.

Jadi ada yang menuju arah timur, barat, selatan, dan ada pula yang keutara. Hasilnya adalah yang pertama-tama menemukan pohon dicari itu adalah Biku Bermano.

Mereka segera mulai menebang pohon, namun bagaimanapun kuatnya mereka berusaha menebang pohon tersebut, pohon itu tidak juga roboh, semakin pohon dikapak semakin bertambah besar.

Ditengah dalam kondisi yang 'capek' muncullah anak buah dari Biku Sepanjang Jiwo, sambil berkata dalam bahasa Rejang;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun