Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Tanyakan Hasil Bila Kita Gagal Fokus, Fokus Dulu Baru Berkata Hasil

16 September 2021   23:13 Diperbarui: 16 September 2021   23:24 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by: femina.co.id

Berakit-rakit kita kehulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian...

Dari berbagai kisah motivasi tersebut dipahami bahwa selain tekad ada unsur lain yang penting dipetik dari orang-orang hebat yang kini berhasil mencicipi rasa perjuangan mereka dahulu. Yakni, keuletan, ketekunan dan keyakinan. Dan fokus apa yang harus dilakukan untuk meraih dan mencapai keinginan.

Analogi, seperti sopir bus tidak fokus mengemudi membawa penumpang, bisa berbahaya dong penumpangnya. Termasuk jiwa si supir, alamat masuk jurang, tabrakan, akibat hilangnya tingkat fokus.

Artinya, yang terpentinglah bukanlah keinginan itu sesungguhnya yang membuat kita sukses. Tapi, tahapan yakni proses yang kita tempuh merupakan ikhwal pembelajaran yang terpenting yang dapat mengantarkan kita pada keinginan tersebut. Sukses dan berhasil itu.

Kita bisa menuai kata gagal apabila kurangnya tingkat fokus yang kita miliki, jika hanya tertuju pada bayang-bayang permasalahan dan persoalan kita hadapi, keinginan yang terlalu mengebu-gebu tanpa melihat rambu-rambu, tanpa kosentrasi penuh atas apa yang kita lakukan.

Maka fokus dalam hal ini adalah untuk menciptakan keinginan itu menjadi sebuah kenyataan dengan menggali, eksplorasi potensi diri menjadi suatu kekuatan. Fokus pada diri tuk meraih mimpi, mewujudkan keinginan. Bukan keinginan yang membuyarkan tingkat kefokusannya kita kan. Tapi fokus dulu baru hasil kemudian.

"Ketika anak panah luput dari sasaran, pemanah sebenarnya telah mengerahkan seluruh kemampuannya. Karena dia bertanding untuk mendapatkan hadiah, maka dia gugup. Hadiahlah yang menentukan nasibnya. Dia lebih memikirkan kemenangan daripada berkosentrasi membidik. Akibatnya, keinginan untuk menang yang berlebihan melenyapkan kekuatannya." (Rahasia Kekuatan menurut Chuang Tzu)

Perkataan Chuang Tzu Ku kutip dalam bukunya Febe Chen " Menjadi Pribadi Unggul Being a High Achiever" Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007. 

Boleh kah kita sang penembak jitu, gagal menembak sasarannya?

Jika kosentrasi dalam memanah harus terganggu dengan hadiah yang kita diinginkan. Maka sasaran pun biasanya gagal, dan keoptimalan pun jadi terganggu. Bukan.

SALAM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun