Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Berkuasanya Taliban Tidak Menjamin Damainya Afganistan, Jika?

24 Agustus 2021   21:10 Diperbarui: 25 Agustus 2021   05:26 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by: today.com

Setelah 20 tahun bergulir, Taliban dapat berkuasa kembali di Afganistan. Sejak ekspansi militer Amerika menghancurkan mereka 20 tahun yang silam. Dan berhasil membentuk pemerintahan yang baru, sokongan negara Paman Sam selama 20 tahun berkuasa.

Dengan dalih pencarian Osama Bin Laden, pimpinan Al-Qaeda teroris internasional yang bertanggungjawab atas pengeboman WTC dan Pentagon. Bersembunyi dibawah perlindungan ketiak pemerintahan Taliban. 

Apess, selama 20 tahun berkuasa pemerintahan hasil bentukan, berakhir jua. Begitupun dengan Taliban, 20 tahun dalam masa penantian tuk merebut kembali kekuasaan. 

Pasca ditariknya pasukan Amerika, moment yang pas tuk Taliban menggulingkan pemerintah yang berkuasa. Meskipun masih ada timbul tandatanya besar akan kepergian negara adikuasa. 

Atau muncul seliweran keraguan atas tindakan Amerika, tidak akan ikut campur lagi akan hal ini. Atau karena ekonomi Amerika yang lagi..terlilit banyak hutang, perang dagang dengan Tiongkok yang panas. 

Kan bila disimak biaya militer Amerika menelan biaya yang sangat besar, fantantis,  mungkin? Yups lupakan. Kembali pada bahasan. Bagaimana cerita selanjutnya jika Taliban telah berkuasa.

Kini setelah berhasil menduduki pemerintahan, apakah Taliban bisa menjamin, berhasil membawah Afganistan lebih baik lagi?

Inilah PR terbesar bagi Taliban bila berhasil berkuasa. Mewujudkan demokrastisasi di Afganistan. Mampukah Taliban menciptakan kedamaian dan menyatukan faksi-faksi yang berbeda haluan dan selisih faham. Dalam bingkai persatuan, bangkit bersama membangun Afganistan..

Pasalnya, sejarah kelam kekalahan Taliban 20 tahun yang lalu, selain dominasi kekuatan militer Amerika juga berhubungan perang saudara, faksi yang kontra dengan Taliban ikut mendukung berupaya membantu menurunkan pemerintahan Taliban. Bersama angkat senjata dalam barisan Amerika.

Inilah sekelumit persoalan yang nantinya bisa menjadi duri dalam daging bagi Taliban. Pergesekan berujung perang saudara kembali, keompok separatis anti pemerintah, musuh bebuyutan. Keompok anti pemerintahan Taliban. Yang juga mengintai kursi kekuasaan. 

Bahayanya, bisa menjadi pion kepentingan negara-negara lain tuk mencampuri dan mengintervensi kebijakan pemerintahan Taliban pada masa mendatang. Alat mempengaruhi stabilitas dan arah politik pemerintah. 

Kasarnya, kalau bandel nggak mau nurut apa yang dingginkan mereka, awas! Perang bayangan negara-negara berkepentingan dibalik kisruh yang memang sengaja untuk diciptakan, entahlah.

PR lain Taliban, yakni keyakinan ideologi. Dengan kerasya penerapan/pemberlakuan syariat Islam saat berkuasa 20 tahun lalu. Pemerintahan yang cenderung bersifat otoriter. Membatasi hak dan suara rakyat, pun ditekan

Mungkinkah Taliban mau untuk merubah/berubah atas keyakinan ideologi mereka, lebih moderat dan terbuka dengan dunia luar demi demokrasi Afaganistan? Ya entahlah.

Bila gagal dan cenderung bertahan pada paham yang lama, besar dimungkinkan benih-benih pergolakan/pertentangan dengah rakyat pasti terjadi. Ujungnya perang saudara kembali, Taliban menunggu waktu untuk kembali digulingkan. Bom waktu, menunggu mobilisasi rakyat bergerak.

Bisa saja terjadi, faksi/kelompok separatis melihat peluang ini dan berhasil meraih simpati rakyat. Maka, eksistensi Taliban pun tidak akan lama untuk bertahan. Banyak contoh pemerintahan bernasib naas, bila mengekang kebebasan Rakyatnya.

Hal ini dapat disimak dari kecamuk perang dibeberapa negara Timur Tengah saat ini. Pembelajaran bagi Taliban. 

Bagaimana jatuh bangunnya pemerintahan yang sah seperti ajang rebutan berkuasa antar kelompok tertentu, yang merasa paling berhak untuk berkuasa. Kudeta, kudeta lagi dan seterusnya yang selalu berlangsung.

Diiringi perperangan, tragedi berdarah, mengorbankan ribuan bahkan jutaan jiwa penduduk tak berdosa melayang. Hidup di pengungsian, adalah sebuah fakta dari akibat perang. 

Sungguh miris, gambaran yang menakutkan. Semoga di Negara kita Indonesia tidak akan pernah terjadi, perang saudara. Kalau pun panas  dalam dinamika politik nasional, anggap saja pematangan demokrasi menuju kebaikan. Kita rakyat podo akur-akur wae, pokok eh politik kayak dagelan. Beda itu indah, kan.

Mahalnya Harga Sebuah Kedamaian..Bersyukur kan kita lahir di Indonesia. Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda namun tetap satu jua. Kita orang pada bersaudara. Jangan pada ribut mulu, mengorbankan rakyat demi ambisi pribadi atau golongan. Entar seperti mereka baru pada nyesal, salam damai.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun