Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjemput Kebahagiaan dengan Cara Senyuman dan Tertawa

22 Juli 2021   09:03 Diperbarui: 22 Juli 2021   09:22 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustarted by: blogunik.com

Sebenarnya jika disimak siapapun mereka asyik lho diajak berbincang sambil tertawa. Bisa juga bercanda. Pengalaman berteman pada orang yang bertipe seperti ini.

Canda tawa punya batasan moral. Tidak terbahak-bahak bila memang itu tidak dianggap lucu oleh mereka. Bercanda dibawah standar kewajaran.

Artinya pribadi ini mempunyai keunikan pada sisi lain yang mereka miliki. Walau diasumsikan pribadi yang kurang asyik. Pendiam tidak suka celotehan yang tidak berarti ya gaeis. 

Plusnya, cenderung bekerja keras dan bersungguh-sungguh dalam hal aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya. Berkarater kuat dalam cita-cita yang mereka impikan.

Pada dasarnya tidak ada perbedaan mendasar antara introver dengan ekstrovert ketika tertawa. Hanya tertawanya mereka yang mungkin jelas ada perbedaan, menurutku.

Kembali dengan istilah "tertawalah sebelum ditertawakan." Tertawalah pada hal yang memang bersifat menghibur, diambenarkan untuk tertawa. Sebatas kenormalan reaksi diri tuk kebahagiaan.

Tanpa menyinggung individu seperti kata-kata bully yang kerap jadi materi lucu-lucuan. Bahan tertawaan. Ejekan penghinaan yang terlalu berlebihan.

Lebih-lebih menertawakan orang lain, ikut-ikutan tertawa, menertawai orang. Bila tidak melihat dan mendengar kelucuan yang terjadi secara langsung.

Atau menertawakan orang tanpa berkaca dahulu siapa diri kita. Pantaskah kita untuk  tertawa. Pada akhirnya kitalah yang akan ditertawakan orang, kan. Sombong, suka memandang rendah orang lain.

Karena tertawa merupakan reaksi hati yang sedang dilanda bahagia. Maka kebahagiaan dan tertawa cermin hati/jiwa dari rasa yang kadang bisa menyatu. Sing penting jangan tertawa sendirian.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun