Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilgub DKI, Mungkinkah Anis, Ahok, Risma dan Sandi Berpasangan?

23 Februari 2021   00:25 Diperbarui: 23 Februari 2021   00:49 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada yang tidak mungkin dalam perpolitikan menurut awamologi, tercengang menjerit histeris, astaga kok dia yang dipilih jadi pasangannya. Bukan saya, bukan dia ataupun kamu. Kerap hadir tak terduga, teman.

Misalnya, ramalan pak prabowo jadi menteri, pak Mahfud disalip pak M Amin. Contoh nyata wajah politik itu unik. Tapi asyik. Ya, gagal prediksi gue, gue kira tetap oposisi si anu.

Kembali pada Pilgub DKI, mungkinkah mereka berpasangan nantinya.

Bisa ya, bisa juga tidak. Menyimak berita serta membaca berbagai artikel termasuk kompasianer yang tak luput menginformasikan, banyak nama-nama potensial yang akan maju berlaga di DKI. Ada Rafi A, Agnes M, Desi Ratnasari, AHY, Anis, Sandi, Risma, Ahok serta yang lainnya beredar.

Sangat menarik, tapi versiku. Empat nama ini yang paling kesohor dari nominasi lain. Anis, Ahok, Risma, dan Sandi. Nama yang paling gergetan ditelinga publik. Intinya paling riuh diperdebatkan.

Namun, lebih riuh lagi jika ada kemungkinan tak terduga. Misalnya, jikalau duet tak terduga Anis berpasangan Risma dan Ahok berpasangan Sandi. Begitupun sebaliknya, Risma dan Sandi, Anis dan Ahok. Atau sebaliknya Risma dan Ahok, Sandi dan Anis.

Konyol bukan. Tidak mungkin terjadi. Parpol pendukung tak merestui hal ini. Survey tak berkata seperti itu. Animo publik jelas menduku dan bla bla komentar akan ramai. Tapi, kembali pada konteks kemungkinan, hal ini bisa saja terjadi dalam dunia politik.

Tipologi pemimpin Jakarta versi analisa orang desa, JAKARTA mesti dipimpin orang cerdas sudah pasti, tapi berkarater. Bukan hanya keras tapi berani bertindak tegas, lugas, ya suka nge-gas. Terlepas agama, suku, ras, antargolongan. Sing penting wong Indonesia pro perubahan rek.

Penutup, rakyat sudah jeli melihat, sudah puas dengan ceramah janji pro rakyat, telah muak pada sikap. Pilih memilih boleh sih berbeda, toh rakyat sudah cerdas nan cerdik menilai. Belajar dari pengalaman, butuh suatu kepastian. Benci pada harapan dibungkus kemungkinan.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun