Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Oposisi Tidak Menarik, Kompasiana Jadi Pilihan

2 Juli 2019   11:15 Diperbarui: 2 Juli 2019   13:26 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai asumsi pun mulai berkembang. Jika kedua pihak bertemu. Embel-embel prasyarat seakan menyertai isi pertemuan yang diperbincangkan. Mungkin akan ada prasyarat "simbiosis mutualisme" untuk meredam tensi emosional dari pihak pemenang pada pihak yang kalah.

Seperti imbauan untuk merapat barang kali, atau janji-janji lain yang tidak oleh kasat mata. Jika merapat jelas oposisi sebagai kekuatan penyeimbang tidak cantik untuk berdemokrasi. Lost Control seakan terjadi. Di mana kemenangan 01 di pilpres dan parlemen lebih unggul. Dibanding 02.

Jika pun terjadi pemerintahan gaya orde baru pun terjadi lagi. Dengan ABG-nya. Kerena cotrol pemerintahan menjadi hilang. Atau bisa seperti "Demokrasi Terpimpin" di orde lama terjadi kembali terulang.

Oposisi Tidak Menarik

Terjadinya "perseteruan" antara Demokrat dan Gerindra dari kekalahan Prabowo, seperti persatuan yang tidak sejalur. Seperti argumentasi kader Demokrat bahwa turunnya suara partai karena sosok calon yang di usung. Begitupun dari Gerindra, kekalahan tidak terlepas dari kurangnya sumbangsih parpol mendukung untuk mendulang suara rakyat.

Asumsi-asumsi ini selalu bergema tanpa melihat sisi lain yakni jadi persoalan "urgen" dari kekalahan. Sebab, banyak indikator-indikator lain yang dapat dijadikan titik penting dari sebuah kekalahan. Yaitu cara menawarkan produk/komiditi yang kita jual kepada pembeli disertai kualitas barang jualan yang belum menggigit.

Melihat dinamika pasca penetapan MK, pengumuman KPU, Pidato Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Indikasi tidak terduga seakan memberikan prediksi di tahun 2024 nantinya. Untuk diperhitungkan dari berbagai elit dan parpol. Seperti apa nantinya di tahun tersebut.

Mungkin salah indikasi adalah bergabung atau berseberangan dalam pemerintahan. Timbul suatu pertnyaan mengapa jadi oposisi tidak menarik saat ini. Menurut kacamata awamku adalah porsi kekuatan yang menguntungkan atau justru merugikan. Masuk dalam jajaran lebih profit untuk peta politik selanjutnya atau justru merugikan.

Dalam pepatah lama "masuk karung tapi diperhitungkan, hanya menjadi pajangan dalam barisan, ada tapi seperti tidak ada".

Sejatinya, menjadi oposisi sangat menarik. Yaitu dapat mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang baik buat bangsa ini. Ketika argumentasi yang disampaikan disertai ide konstruktif untuk rakyat. 

Hal ini menjadi modal besar dalam pertarungan selanjutnya. Di tahun 2024. Dan dapat menggunakan suara dari rakyat yang diwakili di singgasana parlemen. Terhadap kebijakan pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun