Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Lokal dalam Tantangan Global, Punah atau Bertahan!

27 Februari 2019   12:12 Diperbarui: 2 Juli 2021   15:07 2036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budaya Lokal dalam Tantangan Global, Punah atau Bertahan! | ilustrated By; Pixabay.com

UUD 1945 pasal 32 ayat 1 dan 2 ;

Ayat 1; Negara Memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia ditengah Perdaban Dunia dengan Menjamin Kebebasan Masyarakat dalam Memelihara dan Mengembangkan Nilai-Nilai Budayanya.

Ayat 2; Negara Menghormati dan Memelihara Bahasa Daerah Sebagai Kekayaan Budaya Nasional.

Nusantara kaya akan keragaman. Berrmacam-macam suku bangsa. Beribu-ribu pulau. Suku Jawa, Suku Sunda, Batak, Tiongha, Rejang, Madura, Bugis, Aceh, Minang dan masih banyak lainnya. Bermacam suku kaya akan budaya, baik pakaian adat, rumah adat, senjata tradisional, lagu daerah, dialek, bahkan aksara. Khazanah yang mesti dijaga dan dilestarikan.

Salah satunya dari sekian banyak suku ditanah air yaitu suku Rejang. Sebagian besar orang Rejang berada dipulau Sumatra Provinsi Bengkulu. Dan berada di lima Kabupaten; Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, Lebong, Bengkulu Tengah, dan Bengkulu Utara. Walaupun serumpun orang Rejang memiliki perbedaan. Khususnya dalam pengucapan. 

Baca juga: Tanamkan Sikap Peduli Budaya Lokal, Mahasiswa KKN Tematik UM Targetkan Program Variatif di Sekolah Jawa

Contoh; kamu mau apa kalau dalam bahasa rejang ko lak jano dalam dialek Rejang Lebong, kalau dalam dialek Lebong ko lok jano. Inilah termasuk adanya perbedaan dalam lafadz. Tapi, artinya tetap sama. Daerah pergunungan dan pesisir yang terkadang mempengaruhi sikap dan karakter di masyarakat. Selain pengucapan, adat, kebiasaan pun memiliki perbedaan. Misalnya upacara  pernikahan, khitanan, cuci kampung, dan cerita tabu yang masih menempel dalam berbagai kegiatan masyarakat.

Suku Rejang termasuk memiliki suatu kelebihan tersendiri khususnya dalam akasara. Yaitu aksara KAGANGA. Dari sumber terpercaya ada 12 aksara di indonesia. Aksara Jawa, Bali, Sunda Kuno, Bugis/Lontara, Rejang, Lampung, Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Mandailing dan Kerinci/Rencong. (Sumber, kompas.com).

Untuk menjadi kajian ulang kurikulum KTSP. Ada 9 muatan dalam struktur dan muatan kurikulum;

1. Mata pelajaran

2. Muatan lokal

3. Pengembangan diri

4. Beban pelajaran

5. Ketuntasan belajar

6. Kenaikan kelas dan kelulusan

7. Penjurusan

8. Pendidikan kecakapan hidup

9. Pendidikan lokal dan global. (Sumber; peraturan menteri pendidikan nasional no. 22 tahun 2006.serta panduan pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh badan standar nasional pendidikan).

Baca juga: Melatih Anak Menenun, Gerakan Melestarikan Budaya Lokal

Realitasnya khazanah kearifan budaya lokal mengalami degradasi.  Khazanah  nilai, etika, kultur dan budaya seakan terancam hilang dimata para generasi di masa depan. Generasi saat ini lebih tertarik pada budaya global daripada budaya mereka sendiri. Antusiasme  mempelajari budaya sangat memperhatinkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun