Mohon tunggu...
Muklisin Said
Muklisin Said Mohon Tunggu... Politisi - Mahasiswa yang kritis

Berfikir dan zikir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jujurlah Agar Kita Tersenyum

18 Januari 2022   23:35 Diperbarui: 18 Januari 2022   23:40 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

penyalahgunaan amanah oleh pemimpin serta kekecewaan yang menjamur di masyarakat telah membuat hubungan serta komunikasi sosial kita sebagai masyarakat desa ahir -ahir ini agak sedikit terganggu.Hal ini memberikan satu gambaran bahwa masyarakat desa yang sebelumnya terkenal ramah ,santun serta gotong royong kini telah berubah menjadi masyarakat yang terdikotomi dan rensponsif serta partisipatif.

Perubahan sikap masyarakat ini tidak kalah dengan penyalahgunaan kewenganan  serta anggaran yang di lakukan oleh pemimpin .Di satu sisi masyarakat bawah di tuntut untuk taat ,jujur disiplin serta tidak membuat keonaran ,namun disisi lain para pemimpin juga memberikan contoh yang lain.Sehingga satu pertanyaan besarnya adalah masih adakah kejujuran di desa  ini ?.yang di jadikan sebagai contoh bagi mental para generasi di desa !

seorang sastrawan negri ini ( Pramodiya Anitatoer) pernah mengatan bahwa"seseorang harus berani jujur sejak mulai dari pikiran sehingga bisa jujur secara tindakan.

Dari ungkapan ini seolah menjadi tusukan tajam bagi para koruptor yang tidak jujur dalam menjalankan mandat rakyat dan amanah dari Tuhan.

Jika kita renungkan sejenak prilaku jujur ternyata tidak berbanding lurus dengan tingkat pendidikan serta status sosial yang seseorang sebab kejujuran merupakan prilaku moral yang datang dari interinsik para pelaku kejujuran.

Para masyarakat yang rensponsif dan berani jujur tersebut mungkin tidak berpendidikan tinggi serta tidak memiliki status sosial yang layak akan tetapi tanggungjawab moral yang mereka miliki sehingga membuat mereka menjunjung tinggi nilai - nilai kejujuran yang merupakan warisan terbaik dari para pendahulu yang mulai sulit ditemukan di generasi desa sekarang ini.

Namun para konglomerat di desa  hampir semuanya berpendidikan tinggi namun tindakan serta prilaku mereka  tidak berbanding lurus dengan ilmu yang mereka miliki serta sandaran teologis sebagai manusia beriman.

Oleh karena itu setiap aktifitas moral yang di lakukan oleh masyarakat tidak seharusnya direspon dengan kebencian serta tudingan yang kurang baik sebagai perusak tatanan sosial kemasyarakatan dan menghambat aktifitas pemerintah akan tetapi harus di respon sebagai satu upaya penyadaran moral serta mental pemerintah dan masyarakat yang belum sadar karena kritikan serta saran dari masyarakat itu merupakan sebuah bentuk kecintaan terhadap para pemimpin begitulah perkataan seorang Ali Bin Abu Thalib.sehingga setiap kritikan yang masuk harusnya dijadikan sebagai bahan evaluasi diri jika pemerintah betul -betul melakukan tindakan yang kurang etis.

Karena secara pemikiran kita diajarkan untuk berbeda dan itu dinamika kehidupan sebagai manusia yang merdeka dan segala perbedaan pemikiran itu bisa disatukan dalam urusan moral dan kejujuran dan transparansi serta tanggungjawab adalah moral tertinggi kita sebagai manusia yang berfikir.

Mukhlis SS  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun