Keduanya adalah cara berpikir yang menciptakan penderitaan, dan membuang banyak sekali energi.Namun, keduanya bisa dengan mudah dihindari. Caranya adalah dengan menjadi alamiah.Â
Secara alamiah, kita tahu, bahwa yang sungguh-sungguh nyata dan ada adalah masa kini. Jadi, mengapa sibuk memikirkan masa lalu dan masa depan? Lakukan apa yang terbaik disini dan saat ini, tanpa beban masa lalu, tanpa ambisi akan masa depan.
Inilah kebijaksanaan tertinggi. Ketika orang bisa mengakar pada masa kini dan sini, ia hidup dengan ketenangan batin yang dalam. Ia punya ingatan akan masa lalu, tetapi tidak dijajah olehnya. Ia punya harapan akan masa depan, tetapi tidak hidup di dalam bayang-bayangnya.
Waktu adalah aku. Aku adalah waktu. Keduanya sama dan tak terpisahkan. Pikiranku tak bisa terpisahkan dari waktu, dan waktu adalah persepsi dari pikiranku sendiri. Pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana kondisi pikiranku?
MUKLIS SA