Kepala Staf Presiden Jendral Purn Moeldoko mengangkat Ali Mochtar Ngabalin Menjadi Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi.
Moeldoko menegaskan "Dia tenaga ahli utama KSP. Tugasnya membantu dalam konteks komunikasi politik. "Dia tidak mendapatkan tugas khusus, spesifik menjadi juru bicara, tetapi bisa kami fungsikan sebagai juru bicara" ujarnya saat ditemui tim Tempo, Kamis pagi, 24 Mei 2018.
Sebelumnya, seorang Ali Mochtar Ngabalin adalah merupakan bagian tim sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai Direktur Politik Tim Kampanye Nasional pasangan Prabowo-Hatta.
Ngabalin orang yang bersuara nyaring dari sebrang kubu Jokowi dengan menyebut, pemerintahan Jokowi-JK berpotensi otoriter dan Saat menghadiri acara Halal Bihalal kubu Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, dengan suara lantang meminta para pendukungnya untuk berdoa agar Tuhan memenangkan gugatan pihaknya di Mahkamah Konstitusi terkait hasil pemilihan presiden.
Menjadi salah seorang orator demonstrasi besar Aksi Bela Islam pada 4 November 2016, yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipenjara. Demonstrasi ini dikenal pula sebagai Aksi 411.
Sikap Negarawan dari seorang Moeldoko yang mendapat restu seorang Jokowi sungguh membanggakan dan patut untuk diteladani oleh anak bangsa milenial.
Bahwa bersebrangan posisi di dalam politik, Â bukan harus menjadi musuh antagonis saling melenyapkan! Bersebrangan posisi di dalam politik itu lumrah dan sama terhormatnya.
Kedewasaan berdemokrasi seperti ini melegakan dan menyejukan hati ibu pertiwi yang menginginkan semua tetap insyaf dan sadar bahwa perbedaan itu di dedikasikan dan ditujukan demi untuk kemajuan bangsa dan negara.
Menengok sebentar kebelakang, sekilas kisah Umar bin Khathab, dari musuh besar nabi Muhamad berubah manjadi pembela utama islam. Beliau menjadi sahabat rosul dan menjadi Khalifah setelah Abu bakar.Â
Khalid adalah salah satu satria tangguh suku Quraish. Sebagaimana anggota suku lainnya, Khalid begitu membenci Islam dan rosul Muhamad, berubah menjadi kesatria islam bahkan, dia mendapat julukan sebagai 'Pedang Allah'.
Rasulullah pun mendaulat tiga sahabat menjadi panglima perang secara bergantian dengan mengamanatkan panji La Ilaaha Illallah kepada mereka. Padahal sebelumnya menjadi musuh bersebrangan dengan rasul, Mereka adalah Jafar bin Abi thalib, Zaid bin Haritsah, dan Abdullah bin Rawahah.