Mohon tunggu...
Mujib AlMarkazy
Mujib AlMarkazy Mohon Tunggu... Guru - Hidup mulia atau mati dalam perjuangan mencari ridho Allah

Guru Ngaji di Pedesaan, yang penting Allah ridho untuk bekal akhirat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menulis Artikel Vs Buku

18 Mei 2019   00:06 Diperbarui: 18 Mei 2019   06:37 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh:

Mujiburrahman Al-Markazy

Menjadi seorang penulis adalah hal terindah yang tidak bisa dirasakan oleh orang yang tidak memiliki minat kearah itu. Dengan menulis seseorang bisa mengekspresikan apa saja yang ia rasakan, fikirkan, perasaan, atau ingin mengabadikan momen tertentu yang mungkin hanya dia saja dan tuhan yang tahu. Semua dapat tergambar dan mengalir deras dalam tarian jarinya di atas kursor atau dengan pulpen lusuh dan kertas 'ajimatnya'. 

Kebanyakan orang bertanya, bagaimana memulai menulis. Sebenarnya itu bukan persoalan utama, yang menjadi persoalan utama adalah apa saja yang bisa ditulis? Ya, bahan tulisan jauh lebih penting daripada teknik kepenulisan. Padahal, apa saja dalam kehidupan sehari-hari bisa dijadikan sebagai bahan dan rempah dalam menulis. Tulislah apa yang dirasakan, difikirkan, dan ingin disampaikan. 

Ada juga bertanya bagaimana agar tulisan kita menjadi terasa renyah, nikmat dan penasaran untuk tidak diselesaikan dibaca. Sebenarnya, poinnya sama saja. Maksudnya adalah ketika kita mampu memadukan olahan fikiran, perasaan dan pesan yang akan disampaikan, maka percayalah tulisan yang diramu akan membuat haus para pembaca. 

Ada lagi yang perlu dipahami adalah hindarkan fikiran tentang rumitnya tata bahasa dan sistematika kepenulisan. Jika dalam benak seorang penulis pemula telah menghadirkan benturan permasalahan yang sebenarnya bukan asas, maka ia akan sulit untuk mengembangkan ide yang ia miliki. Jangan tanya bagaimana bagus dan mengalirnya ide itu. Jika dalam diri si penulis pemula itu, masih ada konflik internal, maka yakinlah ia akan 'gagal' berekspresi. Jika demikian adanya, tidak usah ditanya bagaimana hasilnya. 

2. Menjadi Penulis Artikel di Surat Kabar

Ada pula yang membaca satu kolom artikel, tapi rasanya kok, artikelnya panjang sangat yah? Bagi dia artikel itu harusnya, hanya sebanyak 1500 sampai 2000 karakter dengan kata lain 10 sampai 20 paragraf. It's Ok, itu baik saja dan memang pada umumnya surat kabar menerima kolom opini rata-rata kriterianya seperti itu. Cuman bagi penulis yang ingin menulis buku, biasanya memulai dengan menulis banyak artikel yang terkait dengan satu pembahasan yang berkesinambungan. Sehingga tidak mengherankan jika ada penulis yang menulis artikel, dengan tulisan lebih dari 2000 karakter.

Jika ditanya untuk apa menulis begitu panjang? Sepertinya tidak efisien? Bagi penulis pemula efisiensi adalah nomor selanjutnya, yang terpenting ide tulisan itu dituangkan dalam 'kertas' onlinenya. Bagi si penulis pemula, editing, dan perbaikan kualitas tulisan bisa dilakukan kapan saja. Sebab buku yang mumpuni dan mendalam pembahasannya adalah sekitar 150 sampai 200 halaman. Jika ada buku yang kurang dari jumlah itu halamannya, maka dianggap kurang mendalam pembahasannya oleh penerbit.

3. Penulis artikel Vs Buku

Sebenarnya, tidak ada pertentangan diantara keduanya, hanya saja saling menjembatani. Sebuah buku bisa ditulis, biasanya dimulai dengan menulis artikel. Artinya, artikel adalah jembatan penyusun lahirnya sebuah buku. Dengan kata lain artikel adalah remah-remah dari sebuah buku yang utuh. Jadi, tidak ada yang perlu dipermasalahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun