Mohon tunggu...
muhamad mujib
muhamad mujib Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa swasta

suka mendengar gemericik air dan desiran angin di bawah pohon yang rindang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Toleransi dari Kota Santri

24 Juni 2020   07:09 Diperbarui: 24 Juni 2020   07:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diskominfo.kuduskab.go.id

Kudus merupakan sebuah kota kecil di pantura timur jawa tengah,letaknya 60 km sebelah timur semarang.karena di lewati jalan pantura kota kecil inipun ramai.kudus mendapat julukan kota santri karena banyaknya pondok pesantren yang ada di kota ini.kudus juga termasuk kota industry.

Hal ini dapat di buktikan dengan adanya berbagai macam perusahaan skala nasional yang ada misalnya perusahaan rokok,perusahaan kertas,perusahaan alat elektronik.walaupun kota industry namun suasana kota kudus nyaman dan adem sangat jarang sekali ada demo dikota ini apalagi demo yang mebawa embel2 agama ,berbeda dengan kota industry lainnya yang cenderung panas,individualis,macet dan serba mahal.

berbicara mengenai toleransi ,bagi masyarakat kudus toleransi bukan hanya slogan saja  namun sudah menjadi bagian dari kehidupan dan adat. Setiap warga pendatang akan mudah merasakan kerukunan dikota ini. Warga kudus telah terlatih hidup dalam perbedaan agama satu sama lain. Pelajaran menjaga hidup bersama dapat dipetik dari warga berbagai agama dan suku dikota yang berjuluk kota kretek ini.

kumparan.com
kumparan.com
Masjid dan menara symbol toleransi di kudus

Banyak simbol yang menunjukkan bahwa kota kudus merupakan kota yang toleran,masjid menara kudus salah satunya.masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia.masjid ini dianggap symbol toleransi karena memiliki menara yang menyerupai bangunan candi.

Hal ini oleh pendiri masjid menara kudus yaitu sunan kudus dimaksudkan agar masyarakat kudus yang dulunya banyak beragama hindu bisa menerima dan hidup dengan damai kedatangan agama islam.terkesan dengan sikap sunan kudus akhirnya banyak orang hindu di kudus yang akhirnya beralih memeluk agama islam tanpa paksaan waktu itu.

Berjalannya akhirnya masyarakat kudus mayoritas memeluk agama islam.namun bangunan menara yang menyerupai candi tidak dibongkar dan tetap di pertahankan sampai sekarang sebagai symbol toleransi.tak jauh dari masjid menara kudus juga terdapat sebuah klenteng yang bisa menjalankan aktiviasnya dengan damai tanpa gangguan walaupun terletak dilingkungan muslim.

Tak hanya melalui bangunan .toleransi dikota kudus juga tercermin dari kuliner.di kudus masyarakatnya tidak menyembelih sapi dan larangan ini masih dijalankan warga kudus sampai sekarang.maka tak heran jika kuliner khas kota ini banyak yang berbahan dasar daging kerbau.misalnya sate kerbau,soto kerbau,sop kerbau, dan masih banyak lagi.

hal ini tidak terlepas dari peranan sunan kudus jaman dulu yang melarang warga kudus menyembelih sapi karena menghormati warga hindu yang mensucikan hewan sapi,maka sebagai gantinya masyarakat kudus menyembelih domba atau kerbau saat idul adha.kalaupun ada yang menyembelih sapi di kudus biasanya merupakan pendatang yang belum mengetahui adat istiadat kudus.

Dengan praktik-praktik seperti itu, bagi warga kudus toleransi bukan hanya sekadar nasihat melainkan menjadi praktik, praktik yang kemudian menjadi adat, dan adat itu diwariskan dari generasi ke generasi dikudus. Maka ketika didaerah lain sedang ramai masalah politik yang berujung ke intoleransi.beda halnya dengan dikudus yang tetap damai dan ayem tak terpengaruh dengan gejolak politik.

Ada beberapa cara yang bisa di terapkan dalam menjaga toleransi.yang pertama,mengajarkan sikap toleransi sejak kecil yakni ketika anak-anak masih kecil dan dari lingkungan keluarga.mengajari anak bisa di mulai dengan memberi pengertian tentang tempat ibadah yang berlainan dan wajib menghormartinya .yang kedua,masyarakat yang 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun