Mohon tunggu...
Muhammad Jasrif Teguh
Muhammad Jasrif Teguh Mohon Tunggu... Apoteker - Praktisi manajemen stratejik, farmasi dan healthcare

Founder IDN-Pharmacare Institute, Apoteker, Penulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Omicron Pecah Telur! Harus Apa?

16 Desember 2021   15:30 Diperbarui: 18 Desember 2021   02:31 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Vaksinasi (Kompas.com)

Sementara di Amerika, Omicron menyumbang sekitar 3 persen dari kasus yang ada, angka ini diperkirakan akan meningkat pesat seperti yang terjadi di negara lain.

Oleh karena itu, upaya deteksi dini harus terus dilakukan mengingat saat ini ada peningkatan signifikan pelaku perjalanan dari luar negeri yang sebelumnya hanya sekitar 300, saat ini mencapai 4 ribu kedatangan (Kemenkes, 2021)

Meskipun jumlah kematian yang diakibatkan oleh varian Omicron lebih rendah dibandingkan dengan gelombang sebelumnya, kewasapadaan tetap harus dikedepankan dan hendaknya tidak berkesimpulan bahwa ini adalah penyakit ringan. 

Pemerintah dan masyarakat perlu bertindak cepat untuk mengendalikan penularan, melindungi sistem kesehatan dan yang terpenting adalah tidak berpuas diri.

Karena pada situasi pandemi ini, segala sesuatu bisa terjadi. Tidak boleh lengah, karena kasus Omicron pertama yang ditemukan ini bisa saja berkembang menjadi situasi yang berbahaya.

Selain itu, momen libur Nataru juga menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat. Apakah situasi pandemi yang terkendali ini dapat dipertahankan atau tidak. Mengingat pada pengalaman sebelumnya lonjakan kasus Covid-19 selalu terjadi setelah libur panjang. 

Vaksinasi adalah kunci

Pelajaran dari munculnya varian Omicron ini adalah tingkat vaksinasi yang rendah di banyak negara termasuk Afrika sebagai tempat Omicron pertama kali terdeteksi yang memiliki tingkat vaksinasi baru 24 persen dan ini ditengarai menjadi tempat berkembang biak untuk varian baru.

Per 16 Desember 2021, berdasarkan data Kemenkes total vaksinasi dosis ke-2 telah mencapai 105 juta atau sekitar 50,53 persen. Capaian ini termasuk baik karena telah melebihi arahan dari WHO yitu 40 persen dari jumlah penduduk sudah harus tervaksinasi Covid -19 dosis kedua hingga akhir 2021.

Meskipun demikian mengingat jumlah penduduk yang besar dan cakupan wilayah yang luas, upaya-upaya percepatan dan perluasan vaksinasi menjadi salah satu kunci bagi Indonesia untuk menghadapi kemungkinan penyebaran dari varian Omicron ini sekaligus untuk mencapai kekebalan komunal.

Terutama vaksinasi pada masyarakat rentan, kelompok usia lanjut dan petugas publik. Sosialisasi dan upaya promotif dengan pendekatan kreatif dan menggandeng pihak agamawan dan budayawan perlu ditingkatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun