Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pejuang Tangguh Itu Bernama Sahraza

30 Agustus 2018   15:27 Diperbarui: 30 Agustus 2018   15:29 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu cerita dalam buku ini bikin saya terenyuh. Pak Amien Rais bernazar jika putrinya hamil, ia akan berjalan kaki sepanjang Solo ke Jogja. Nazarnya dirampungkan hari itu juga meski ia sedang berpuasa Daud. Sesampainya di Jogja, ia  menemukan kenyataan bahwa kehamilan putrinya hanya segumpal darah tanpa Ruh. Hati Hanum luruh seketika melihat besarnya cinta seorang ayah.

Ayah Hanum, sangat mengerti bagaimana perasaan anaknya. Apa yang terjadi pada saat itu sebenarnya juga terjadi pada Ibu Hanum. Kakak pertama Hanum lahir juga 11 tahun setelah pernikahan. Cahaya semangat menjalani waktu-waktu terberat sebenarnya datang dari kedua orang tuanya. Kekuatan batin Hanum berkat nasehat keduanya. Buku ini diselingi mutiara yang berserak. Benda berharga itu berupa pesan seorang Ayah pada putrinya.

Pada akhirnya, Hanum berhasil mengatasi depresinya. Orang-orang di sekelilingnya, suaminya, mertua, serta ayah-ibunya bertindak sebagai support system. Menyuntikkan semangat tanpa putus. Hanum lantas kembali menegakkan tahajud, mendekap kembali Qur'an setelah sekian lama tersampir di rak paling jauh.

Perbanyak Sedekah

Pelajaran lainnya adalah sedekah. "Num, sebagaimana dzikir, sedekah itu melegakan hati. Bonusnya, membersihkan harta plus pikiran dan kecemasan." pesan ayah Hanum.

Surah Al-Mujadilah ayat 11, Allah menyeru, "Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu."

Saya pernah mendengar kajian, bahwa kata "majelis" dalam ayat ini juga  bermakna sangat umum. Bila kita melapangkan urusan orang lain, Allah pasti akan mengagetkannya juga dengan memberikan rezeki yang arahnya tidak kita sangka-sangka. Kita tidak tahu pada sedekah ke sekian berapa yang menyimpan keberkahan dan diganjar Allah dengan berlipat-lipat.

Sedekah itu benar-benar melapangkan dadanya. Hanum melakukannya bersama suami pada sepasang kakek-nenek yang mereka temui di Kaliurang yang ternyata tulus mendoakan Hanum setelahnya. Faktanya sepasang tua itu terhimpit kesulitan makan sehari-hari. Meski begitu uang sedekah yang Hanum berikan tetap dibagi setengahnya pada Mushalla di tempat tinggal mereka. Hanum seakan bertemu dengan pertanda. Doanya kali ini akan terbantu oleh kedua insan yang telah senja ini.

Mereka berdua menyisipkan sedekah dan waktunya secara rutin pada anak-anak panti asuhan. Memberikan anak-anak itu secercah kebahagiaan yang membuat mereka kaget dan berbinar.

Latih Keikhlasan Terus Menerus.

Allah sudah menetapkan manusia hidup berpasangan satu sama lain. Saling membutuhkan secara erat. Membentuk keluarga yang siap melahirkan pelanjut pemimpin di muka bumi (khalifatu fil ardh'). Allah tidak menyuruh umat Nya mencari uang sebanyak-banyaknya. Menguras tenaga dan menghabiskan waktu demi tujuan yang jauh dari fitrah yang menanggalkan Ridha Nya. Allah hanya ingin manusia memenuhi fitrahnya: hidup mulia dengan meyembah penuh Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun