Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jalan Terang Jualan Daring

12 Agustus 2018   22:56 Diperbarui: 12 Agustus 2018   23:36 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Makassar dari tempat Diskusi (gb.pribadi)

"Don't find customers for your products, find products for your customers" Seth Godin.

Suhu di Kota Makassar seharian itu, Kamis (9/8/2018) lebih sekedar hangat untuk bepergian. Tapi sore seketika menjadi sejuk. Langit di sekitaran pantai Losari menyajikan semburat yang terasa damai dengan beragam warna. Saat yang tepat untuk berkumpul, bertemu dan bercengkerama ditemani kopi atau teh bersama kudapan.

Dari ketinggian lantai tujuh belas Hotel Aston, pemandangan apik itu tercipta. Di bawah sana, tampak kemajuan pembangunan ikon Makassar sementara berbenah. Sedikit lagi bersiap menjadi megah.

Nayiris menjelang petang itu, serombongan awak media dan beberapa blogger berkumpul menikmati sunset dari balik dinding kaca longue yang transparan. Setelah mengambil kopi atau teh termasuk sejumlah penganan istimewa yang tersedia, lalu duduk dalam beberapa kelompok terpisah.

Dengan tampilan yang kelihatan begitu segar -tampiknya habis mandi sore- obrolan mau tidak mau hadir di tengah-tengah mereka. Ngobrol santai mungkin membantu mereka melepas ketengangan bergulat dengan hidup di bawah langit Makassar.  

Meski segenap modernitas merangsek di kota ini, segala manusia dan budayanya selalu bisa menampilkan wajah Makassar yang segar, ramah, dan percaya diri.

***

Petang menjelang diskusi (gb.pribadi)
Petang menjelang diskusi (gb.pribadi)

***

Lepas maghrib, ngobrol dilanjutkan dengan tema kekinian dalam satu diskusi khusus. Dibahasa dengan santai sekaligus serius: "Bisnis Online yang menjanjikan". Diselenggarakan oleh JNE yang bekerja sama dengan Kompasiana. Agenda ini sejatinya bernama "KOPIWRITING". Sambil ngopi, diskusi, lalu setelah itu menulis.

Jika Anda kenal dialek Makassar atau daerah timur lainnya, frasa itu jika didengar, bisa jadi orang mengira seperti ini, "KO PI WRITING". Secara literer, artinya ko (kamu), pi (pergi), wiriting (menulis). Artinya lebih tegas lagi, perintah untuk menulis. Pergilah keluar, cari tahu, lalu tuliskan! Dengan atau tanpa kopi. Hehe. Nah, mari kita lanjutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun