Mohon tunggu...
Mujab Mujab
Mujab Mujab Mohon Tunggu... Buruh - Wahana menuangkan karya dan gagasan

Saya aktif di Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah. Selain itu aktif di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah sejak tahun 2003 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Petani Manfaatkan Alam untuk Kelestarian Air

20 Maret 2018   16:20 Diperbarui: 24 Maret 2018   19:42 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bumi ini dilengkapi dengan sebuah mesin besar untuk menyelenggarakan siklus air mulai dari hujan turun, mengalir, menguap, menjadi awan, dan turun lagi menjadi hujan. Mesin nya bernama cuaca dan siklusnya bernama musim. Saat cuaca dihitung dalam jangka waktu tertentu kemudian disesuaikan dengan kondisi geografi dan topografi namanya iklim.

Petani selalu terkait dengan air dalam beraktivitas, baik ketika menanam, memanen atau pun saat menggarap lahan. Petani banyak mengambil manfaat dari air hujan. Saat menggarap sawah butuh air. Menjaga kesuburan tanah butuh air agar mineral dalam tanah bisa terserap akar tanaman.
Petani berkepentingan akan ketersediaan air dan sama pentingnya dengan ketersediaan lahan untuk bertani itu sendiri.

Begitu juga dengan hal hal yang berkaitan dengan air seperti sungai, danau, mata air, pemanfaatan air, pembagian air, debit air, banjir, kekeringan, dan konflik air. Di bagian lain petani senantiasa berupaya agar air ada ketika dibutuhkan untuk bertani dan diharapkan pergi saat tidak dibutuhkan. Persoalannya adalah jadwal kebutuhan petani atas air tidak klop dengan kapan air hujan ada, berhenti, dan bisa digunakan petani.

Aliran air dan proses bertani

Aliran air hujan akan berkontribusi membentuk rupa bumi, seperti sungai baik dipermukaan tanah ataupun di bawah tanah. manusia kemudian memperlancar airan air dengan membuat, memperlebar, menambah, dan tindakan lain terkait sungai. Bumi memiliki kemampuan menyerap air sampai batas tertentu sebelum air yang jatuh dan tidak terserap lalu menjadi aliran air atau run off. Tanaman akan meningkatkan kapasitas tanah menyerap air, sehingga air hujan tidak menjadi run off. Sebaliknya atap, bangunan, plesteran, aspal, beton dan sejenisnya akan menghilangkan daya serap tanah atas air hujan sehingga langsung menjadi run off.

Tanah dan tanaman sebenarnya bukan sekedar menyerap, tetapi juga menyimpan dan dalam jangka waktu tertentu akan mengeluarkannya. Jangka waktu antara air terserap, tersimpan, dikeluarkan, hingga mengalir ke laut atau menjadi uap kembali inilah yang memiliki nilai dan makna penting bagi kehidupan, termasuk bagi petani. Semakin lama air hujan tersimpan dan tertahan di daratan akan semakin besar nilai dan manfaat yang diperoleh. Sebaliknya semakin cepat air hujan mengalir dan terbuang maka semakin berkurang nilai air, bahkan justru menjadi sumber bencana.

Aspek social ekonomi air

Aspek ekonomi air banyak sekali dan sepanjang sejarah hidup manusia, pemanfaatan air masih terus berlangsung. Tanah basah berarti ada air di sana dan bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesuburan tanah. Tanaman pun bisa di tanam di sana. Banyak pihak bisa mengambil manfaat air di danau. Air di sungai bisa dimanfaatkan untuk pengairan lahan pertanian, dan perkebunan. Sungai yang aliran airnya deras bisa untuk transportasi, pariwisata, dan lain sebagainya.  

Ketersediaan air untuk pertanian memberikan banyak pilihan bagi petani ketika menanam. Karena seluruh tanaman membutuhkan air dalam takaran yang berbeda-beda. Tetapi hampir tidak ada tanaman yang tidak membutuhkan air.  Sehingg petani bisa memilih jenis tanaman apa yang nilai jualnya tinggi tanpa takut kekurangan air.

Pemanfaatan air bisa meningkatkan aspek ekonomi. Tanaman yang tersedia banyak air akan lebih menghasilkan dibandingkan saat ditanam dalam kondisi kekurangan air. Petani bisa menambah frekuensi menanam padi dari sekali setahun menjadi dua bahkan tiga kali setahun, dan seterusnya. Petani juga bisa memanfaatkan ketersediaan air untuk beternak, memelihara berbagai jenis ikan.

Ketersediaan air berlimpah dalam waktu lama bisa membuka peluang pariwisata. Sebagaimana tren saat ini banyak sekali desa yang mengembangkan desa wisata, wisata yang melibatkan penduduk desa termasuk petani untuk terlibat di dalamnya. Pariwisata menarik orang untuk datang, berbelanja dan akan menggerakkan roda ekonomi. Sungai deras bisa menjadi wisata arung jeram. Air terjun di manapun adalah destinasi wisata yang selalu menarik. Danau dan rawa menyajikan pemandangan indah dan damai untuk senantiasa dikunjungi dan lokasi berfoto foto. Mereka bisa bayar tiket, jajan, beristirahat, dan bahkan menyangkan kegiatan mereka di lokasi pariwisata tersebut beserta keunggulannya di medsos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun