Mohon tunggu...
Muja Hidin
Muja Hidin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa universitas mulawarman

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ~pramoedya ananta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mahasiswa, Kampus, dan Jalan Kepemimpinan Intelektual

19 September 2020   13:10 Diperbarui: 19 September 2020   13:19 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi pribadi

Maka pada hakikatnya sangat penting kita mengembalikan karakter intelektual dalam kultur kepemimpinan politik di dalam kampus karena sejatinya itu merupakan satu-satunya jalan bagaimana mengembalikan kultur kampus sebagai organ intelktualitas yang membentuk karakter intelektual mahasiswa-mahasiswa di dalamnya.

Maka dalam hal ini juga sudah saatnya organ-organ internal kampus yang secara posisi itu sangat sentral dalam kepemimpinan kampus harusnya mampu mengambil alih atau menjalankan peran tersebut .

Namun sejatinya untuk menuju proses tersebut memang bisa kita katakan tidak mudah,karena saya katakan tadi konflik-konflik kepentingan di dalam kampus itu juga cukup beragam salah satunya, konflik-konflik ideologis dalam kepemimpinan politik di tataran kampus itu juga menjadi sebuah landasan juga untuk menjadi hambatan jalan untuk menuju prosesi tersebut ,karena kondisinya saja hari ini kepemimpinan di kampus lebih banyak di ambil alih oleh kelompok-kelompok ideologis yang cenderung eksklusif dalam hal pengembangan kapasitas tersebut.

Hari ini kita lebih condong melihat kelompok-kelompok yang memegang estafet kepemimpinan di dalam kampus justru hanya sibuk mengurusi urusan dapur ideologis mereka dengan membuat sekat yang secara kontras justru itu membatasi kelompok-kelompok ideologis lain untuk menjalankan kepentingannya dan peran sentralnya, maka dengan terjadinya hal semacam ini justru menghadirkan dikotomi baru dalam kalangan mahasiswa.

Maka satunya-satunya jalan perjuangan yang harus di tempuh untuk bagaimana mengakhiri dominasi-dominasi kelompok ideologis yang menghambat perkembangan kampus dalam konteks tujuan yang saya katakan bahwa kampus adalah "organ pembentuk intelektualitas" adalah dengan cara wacana perebutan kekuasaan atau pengambilalihan kepemimpinan di dalam kampus.

Dalam hal ini maksudnya bukan hanya perebutan kekuasaan atas kepemimpinan tapi juga harus adanya sebuah narasi-narasi baru yaitu,mencoba menjadikan narasi intelektual atau Gerakan intelektual (intellectual movement) sebagai jalan kepemimpinan politik di dalam kampus.

Ya, sejatinya, menurut saya sendiri bahwa narasi intelektual akan menjadi sebauh titik temu atau bisa kita katakan sebagai sebuah konsensus dari konflik-konflik kelompok-kelompok ideologis di dalam kampus hari ini khususnya, di dalam tataran organ-organ internal kampus.

Pada prosesinya juga menurut saya, kepemimpinan intelktual inilah yang juga akan menghilangkan kultur dari politik kampus yang hanya di dominasi oleh hegemoni-hegomoni ideologis kelompok-kelompok ideologis tertentu.

Sejatinya juga bisa mengubah paradigma yang ada selama ini bahwa pertarungan perebutan kemimpinan di tataran organ-organ internal kampus sebut saja semacam himpunan jurusan,badan eksekutif fakultas,badan eksekutif universitas hanya di dominasi dalam tataran kelompok-kelompok ideologis tertentu saja yang dapat bertarung bahkan memenangkan kontestasi tersebut.

Kontestasi semacam itu haruslah menghadirkan seorang figure calon pemimpin mahasiwa yang memang murni dia adalah seorang figure intelektual yang memiliki narasi dan gagasan intelektual yang tak condong hanya berbicara tentang kepentingan kelompok ideologisnya saja.

Tapi ia juga harus memiliki sebauah formulasi kepemimpinan yang mampu merangkul semua kepentingan golongan atau kelompok ideologis yang ada di dalam tataran organ-organ internal kampus tanpa terkecuali. Karena sejatinya bagaimanapun perbedaan ideologi kepemimpinan itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun