Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masjid Nurul Bahri, Kenangan Safari Ramadan di Pulau Seribu

30 April 2021   23:27 Diperbarui: 30 April 2021   23:30 1813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Nurul Bahri di Pulau Sabira Kepulauan Seribu (Dok. MUIS SUNARYA)

Pertama-tama saya dan romongan safari Ramadan beristirahat dan ditempatkan di kediaman salah seorang tokoh masyarakat Pulau Sabira.

Setelah beristirahat beberapa menit, tidak lama masuk waktu salat Asar. Saya bersama rombongan dan masyarakat Pulau Sabira menuju masjid Nurul Bahri itu untuk menunaikan salat Asar.

Plang atau papan nama Masjid Nurul Bahri, satu-satunya masjid di Pulau Sabira (Dok. MUIS SUNARYA)
Plang atau papan nama Masjid Nurul Bahri, satu-satunya masjid di Pulau Sabira (Dok. MUIS SUNARYA)
Sebermula menapakkan kaki dan memasuki masjid Nurul Bahri ini, saya merasakan aura kedamaian, kesyahduan, dan kesejukan merasuki ruang batin saya.

Salat Asar berjemaah didirikan, dan kebetulan saya didapuk oleh Bupati dan jemaah untuk mengimami salat.

Setelah usai salat Asar, kami semua tetao berada di masjid diselingi acara ramah tamah sambil menunggu persiapan serangkaian acara menjelang berbuka puasa bersama.

Sampai tiba saatnya acara jelang berbuka puasa bersama yang diisi dengan sambutan-sambutan dari perwakilan tokoh masyarakat Pulau Sabira, Bupati, dan terakhir kultum (kuliah tujuh menit), yaitu sebutan untuk ceramah pendek yang sebenarnya bisa saja durasinya tepat tujuh menit, tapi kebiasaannya bisa saja lebih dari itu. 

Dan lagi-lagi saya didapuk untuk menyampaikan kultum ini. Saya memang harus serba siap dan stand by untuk urusan-urusan seperti ini. Termasuk nanti salat Magrib, salat Isya plus salat Tarawih, saya tetap kebagian untuk mengimami. 

Sedangkan ceramah sebelum salat Tarawih yang menyampaikan adalah Bupati H. Burhanuddin yang asli Bima NTB keturunan kesultanan Bima, notabene agamis dan terbilang ustaz.

Masjid Nurul Bahri adalah satu-satunya masjid yang ada di Pulau Sabira ini sebagai pusat aktivitas keagamaan masyarakat Pulau Sabira. Model bangunannya tampak sederhana. Artinya tidak semegah masjid-masjid di darat (di Jakarta).

Namun masjid ini memiliki kharisma dan aura yang mendamaikan dan menyejukkan hati setiap yang masuk ke masjid Nurul Bahri ini, sesejuk dan sedamai yang terpancar dari wajah dan hati masyarakat yang mendiami Pulau Sabira ini.

Demikian masjid Nurul Bahri, masjid yang menjadi "cahaya laut" yang mengitari pulau kecil dan tidak luas, Pulau Sabira, pulau yang dihuni oleh orang-orang yang penuh kesabaran dalam menjalani kehidupan. Semoga Tuhan selalu bersama mereka yang sabar. "Innallaha ma'as shobirin." Sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar. Tabik. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun