Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ayat Puasa Ramadan dan Sikap Toleransi

28 April 2021   22:17 Diperbarui: 28 April 2021   22:45 2168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kitab Suci Al-Quran (TRIBUNNEWS.COM)

Bunyi hadis Nabi Muhammad sebagai penutup para Nabi/Instagram muis_sunarya
Bunyi hadis Nabi Muhammad sebagai penutup para Nabi/Instagram muis_sunarya
Ini artinya, bahwa Nabi Muhammad adalah penyempurna dari ajaran-ajaran para Nabi sebelumnya, dan Beliau adalah penutup dari risalah para Nabi, sekaligus merupakan Nabi yang terakhir.

Jadi, umat manusia itu satu kesatuan ibarat satu bagunan yang indah dan utuh yang tak terpisahkan dan saling berkelindan. Islam adalah agama yang berkesinambungan dari agama-agama yang dibawa oleh para Nabi sebelumnya di masa lampau.

Menurut Cak Nur (Nurcholish Madjid), bahwa dimensi masa lampau, yang berarti adanya dimensi kesinambungan itu, memiliki peran yang sangat penting dalam pemahaman ajaran Islam. 

Dengan denikian, barang siapa berislam namun kemudian menolak untuk beriman pada salah seorang nabi sebagaimana yang disebutkan para ulama salaf--nabi dan rasul yang wajib diyakini berjumlah 25 orang--maka orang tersebut dimasukan ke dalam golongan orang kafir.(Lihat, Nurcholish Madjid, 30 Sajian Ruhani: Renungan di Bulan Ramadlan, Mizan, 2007, hal. 29).

Makanya, Islam dalam lintasan sejarahnya hampir tidak pernah tercerabut dan terpisahkan dari ajaran-ajaran para Nabi sebelumnya. Baik meresponsnya dengan merawat nilai-nilai univeral agama-agama maupun dalam waktu bersamaam berusaha mengoreksi jika terjadi penyimpangan-penyimpangan dari ajaran-ajaran agama-agama sebelumnya.

Sebagai contoh selain dalam ritual puasa, dalam ritual haji, Islam sesungguhnya melakukan ziarah ke masa lampau yang dipraktikkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, dan merawatnya sampai kini sebagai sebuah ajaran Islam yang terus dilakukan.

Dalam halnya pesan puasa Ramadan, maka sesama umat beragam dituntut untuk saling menghargai dan menghormati dalam menjalankan ibadahnya masing-masing. Tidak etis dan tidak berhak juga mencampuri dan mengganggu pelaksanaan ritual masing-masing. 

Dengan begitu, sikap saling toleransi menjadi hal penting dalam menciptakan kerukunan dan keharmonisan hidup beragama, berbangsa, dan bernegara.

Orang yang berpuasa hendaknya menghormati saudara-saudaranya yang berbeda agama dan kepecayaannya yang notabene tidak puasa. Dan sebaliknya. Orang yang tidak berpuasa dari saudara-saudara yang berbeda agama juga hendaknya menghormati saudara-saudata umat Islam yang berpuasa

Ingat, sekali lagi, orang yang berpussa harus menghormati orang yang tidak berpuasa dari pengertian sebagai penganut agama yang berbeda, karena memang mereka tidak diwajibkan berpuasa Ramadan, dan sebaiknya.

Artinya, kalau sesama umat Islam ada yang tidak berpuasa, tanpa alasan yang dibenarkan secara syariat, apalagi kemudian sengaja memamerkan kelakuannya yang tidak berpuasa itu di depan saudara-saudara yang berpuasa, maka sungguh itu merupakan sikap yang tidak menghormati dan bisa mencederai perasaan orang yang berpuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun