Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Becermin dari Cerita Fabel "Singa dan Tikus": Jangan Selalu Mendongak, Merunduklah!

7 Januari 2021   12:12 Diperbarui: 7 Januari 2021   12:25 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dongengceritarakyat.com

Prolog: Al-Muthala'ah dan Story Telling

"Al-Muthala'ah" adalah salah satu mata pelajaran yang berisi cerita fabel berbahasa Arab di pondok-pondok pesantren modern.

Ada dua katagori pondok pesantren di Indonesia: pondok pesantren tradisional dan pondok pesantren modern. 

Pertama, pondok pesantren tradisional menggunakan sistem atau metoda pengajarannya masih berupa sorogan dan bandungan (bandongan). Tentang metoda sorogan dan bandungan, bisa dibaca sendiri di sini.

Kiai atau gurunya hanya membaca kitab kuning (kitab klasik berbahasa Arab). Sementara santri-santrinya sekadar menyimak melalui kitab masing-masing. 

Yang diajarkan hanya pelajaran agama. Tidak ada pelajaran umum. Biasanya kegiatan belajar mengajarnya digelar di masjid atau majlis khusus semacam aula. Santri-santrinya (biasanya) berpeci dan sarungan

Kedua, pondok pesantren modern sudah menggunakan sistem belajar mengajarnya sama seperti sekolah pada umumnya. Kegiatan belajar mengajarnya dilaksanakan di kelas. 

Di samping pelajaran agama, ada pelajaran umumnya. Santri-santrinya wajib memakai pakaian seragam yang sudah ditentukan oleh pondok pesantren.

Kembali ke mata pelajaran Al-Muthalaah, yang juga berarti telaah. Mata pelajaran ini sejatinya bertujuan untuk meningkatkan penguasaan, kemampuan, dan keterampilan santri dalam berbahasa Arab, baik lisan maupun tulisan. 

Santri akan diminta oleh guru atau ustaznya untuk menceritakan kembali (takallum, talking, atau story telling) di depan kelas dengan tetap menggunakan bahasa Arab, dan mengembangkannya lewat narasi dan imajinasi sendiri (tidak boleh text book). 

Di samping itu, lewat cerita fabel itu, tujuannya adalah memberikan pendidikan karakter dan pelajaran moral bagi santri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun