Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berawal dari "Sepatu Dahlan", Saya Fan Ulama Bahasa, Khrisna Pabichara

21 Desember 2020   11:35 Diperbarui: 22 Desember 2020   09:05 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada gilirannya, di kemudian hari saya suka berlama-lama membaca di perpustakaan, senang berkunjung ke toko buku sekadar untuk belanja dan berburu buku. Termasuk, novel "Sepatu Dahlan" karya Khrisna Pabichara yang baru terbit saat itu.

Sepatu Dahlan ini ada dua versi. Versi novel dan komik. Versi novelnya terbit pertama kali di bulan Mei 2012, dan best seller pula. Saya baru sempat beli dua bulan kemudian dari situ, tepatnya 11 Juli 2012. Sedangkan versi komiknya terbit bulan Januari 2013.

Sudah menjadi kebiasaan saya, setiap kali beli buku hampir selalu menuliskan nama saya, tanggal kapan belinya dan harganya, seperti juga tertera di novel Sepatu Dahlan ini./Dokumen pribadi
Sudah menjadi kebiasaan saya, setiap kali beli buku hampir selalu menuliskan nama saya, tanggal kapan belinya dan harganya, seperti juga tertera di novel Sepatu Dahlan ini./Dokumen pribadi
Trilogi novel (Sepatu Dahlan, Surat Dahlan, dan Senyum Dahlan—saya kok cuma punya dua, yang terakhir, Senyum Dahlan belum punya ya, dan saya tidak pernah melihatnya di toko buku. Apa karena saya kuper tadi) ini bercerita tentang perjalanan hidup Dahlan Iskan yang sangat menginspirasi dan menggugah renjana hidup.

Novel fenomenal dan inspiratif karya Khrisna Pabichara ini adalah novel bernas dan bergizi. Bagus, keren, enak dibacanya (yang belum baca, bacalah), tidak membosankan, renyah dan gurih. 

Bukan saja saya yang suka, tapi anak-anak saya pun, atau mereka yang pernah "menyantapnya" suka banget dan bisa ketagihan. Saya dan mereka dijamin lahap menikmatinya sampai habis. Itulah hebatnya, ulama yang satu ini.

Sayang sekali, karena saya cari Surat Dahlan di rak buku saya kok enggak ada. Entah ke mana, saya kehilangan jejak. Bukan raib, dan bukan hanya buku itu, ada beberapa buku yang nasibnya sama, tapi biasanya ada yang menumpang baca tapi tidak dikembalikan ke rak buku. Mungkin tercecer. Saya sudah mengikhlaskannya, karena itu pasti membawa manfaat bagi yang membacanya.

Sebelum novel Sepatu Dahlan dan Surat Dahlan, saya lebih dulu beli buku yang best seller yang bercerita proses transplantasi hati (liver) Dahlan Iskan, "Ganti Hati" yang pertama dan jauh (sekitar 5 tahun lebih, dan buku ini juga raib di rak buku saya) sebelum ia diangkat menjadi direktur utama PLN dan Menteri BUMN saat pemerintahan SBY. 

Karena hampir berbarengan—selang 4 bulan sebelumnya yang terbit pertama kali Januari 2012—dengan terbitnya novel Sepatu Dahlan itu, Dahlan Iskan menulis buku berjudul dengan menyematkan frasa "Ganti Hati" juga, yaitu "Ganti Hati...Tantangan Jadi Menteri" untuk merespons komentar dan tanggapan publik lewat surel terhadap proses transplantasi liver atau hatinya yang sudah berjalan 5 tahun itu. 

Karena ketika Tuhan memberikan kesempatan hidup untuk kedua kalinya kepada Dahlan Iskan sesudah "kematiannya" dengan "ganti hati" itu, tidak sedikit stigma dan klaim negatif berbau SARA dari segelintir orang terhadap Dahlan Iskan. 

Misalnya, muncul komentar yang merisak dan menyakitkan, bagaimana salat Dahlan Iskan sah atau tidak, kira-kira ia ada rasa pengin dugem dan nenggak minuman keras atau tidak, dan seterusnya, gegara ia ganti hati dengan hati (liver) seorang Tiongkok yang tidak jelas dan ditengarai berbeda agama.

Termasuk, Dahlan Iskan harus menjelaskan secara ilmiah, kenapa orang yang meninggal akibat mengidap penyakit liver, wajahnya berubah menghitam, seperti tuduhan orang dan para ustaz yang hobinya marah-marah di mimbar khotbah tanpa nalar dan ilmu terhadap cendikiawan Muslim Nurcholish Madjid (Cak Nur), Allahu yarham, saat meninggal setelah ganti hati atau liver seperti yang dialami Dahlan Iskan dengan kondisi wajah berubah menghitam dengan label "karena murka Tuhan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun