Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pentingkah "Bilik Asmara" di Lokasi Pengungsian Bencana Alam?

2 Februari 2021   21:33 Diperbarui: 7 Februari 2021   16:46 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bilik Asrama di posko pengungsian Gunung Merapi Yogyakarta/KOMPASTV

Ini bukan mengada-ada. Ini adalah realitas yang terjadi di lokasi pengungsian. Silakan baca hasil liputan jurnalis Kompas.com di lokasi pengungsian ketika gempa terjadi di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah pada 2019 yang lalu. 

Ini benar-benar terjadi. Kita tidak perlu menggeleng-gelengkan kepala sebagai isyarat tidak habis pikir, sambil bergumam, "Gila!". Tapi yang jelas memang tidak mungkin "bilik asmara" disediakan, jika tidak ada keresahan dan permintaan dari para korban bencana.

Ini buktinya:  Sulitnya Pengungsi Bercinta di Lokasi Pengungsian, Sewa Penginapan hingga Minta Bilik Asmara 

Maka, "bilik asmara" adalah solusi efektif dan alternatif kemanusiaan bagi pasangan suami istri, penyintas bencana dalam memenuhi kebutuhan seksualnya yang menggebu dan takbisa ditunda-tunda itu di lokasi pengungsian bencana. 

Artinya, jangan sampai terjadi "bencana baru" yang muncul dari pasangan suami istri yang masih hot dan hasrat seksualnya tinggi, berupa penyakit uring-uringan, sakit kepala tidak jelas, stres, kesepian, disorientasi, dan gangguan-gangguan lain, baik fisik maupun psikologis, gara-gara tidak difasilitasi di lokasi pengungsian.

Inilah yang terjadi saat bencana gempa bumi di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah tahun 2019, Kabupaten Maluku Tengah tahun 2019, dan langkah antisipasi dari pemerintah provinsi DI Yogyakarta ketika terjadi erupsi Gunung Merapi dalam status siaga pada bulan Nopember dan Desember 2020 yang lalu.

Pantas, ada yang bilang, bahwa tidak saja menulis sebagai terapi kesehatan, tapi hubungan seksual (sebagai suami istri yang sah) juga adalah terapi kesehatan. Tabik. []


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun