Dua hari yang lalu, anak bungsu saya merengek minta diperbaiki sepeda lipatnya yang sudah agak lama tidak disentuhnya.
Hobi dan kesukaan anak itu memang sering kambuhan dan berubah-ubah. Musiman. Ini tampaknya lebih karena bergantung situasi.
Bermain itu memang identik dengan dunia anak-anak. Makanya, kalau ada orang dewasa suka mainan anak-anak, atau "kekanak-kanakan" sering dibilang, "Pasti waktu kecilnya kurang bahagia!".
Belum lama ini, anak saya diam-diam membeli mobil-mobilan remote control secara online pakai uang celengannya. Setelah itu pindah ke permainan karambol. Lalu, senang dengan ikan hias (akuarium). Termasuk game online. Sekarang kembali senang bermain sepeda lagi.
Atau, kayaknya karena sekarang sedang tren bersepeda gegara kelamaan di rumah saja selama musim pandemi Covid-19 dalam empat bulan terakhir.
Orang-orang mungkin saking sudah jenuhnya berada di rumah terus. Perlu ada variasi dan cara mengusir rasa jenuh dan bosan selama ini.
Mencari alternatif aktivitas, mensiasati kecenderungan dan perhatian, menciptakan suasana yang berbeda, dan mengisi waktunya dengan bermain, dan menikmati (menggeluti) lagi hobinya.
Bisa juga karena sudah merasa bosan, atau bisa jadi ada bagian-bagian sepeda yang rusak. Bannya bocor, remnya tidak berfungsi, dan sampai rantainya karatan, saking jarang dipakai, dibiarkan begitu saja, dan tidak dirawat.
Alasan-alasan ini juga tampaknya yang dialami anak saya dan sepeda lipatnya.
Ditemani kakaknya, seli ini dibawa ke bengkel (bengkel sepeda ya, bukan bengkel mobil). Semua kerusakan selinya diperbaiki. Sekarang hampir seharian ia asyik bermain sepeda bersama teman-temannya. Kadang sampai lupa makan. Ibunya biasa spesialis yang langsung menegur.
Lantaran harganya yang selangit, melambung tinggi (mahal banget), dan menembus harga tak wajar sampai lebih dari 25-an juta rupiah. Berkisar Rp 25 juta-50 juta.
Dibanding dengan sepeda anak saya tentu jauh ke mana-mana harganya, jelas "bainas samaa-i wal ardhi" (antara langit dan bumi). Harga satu sepeda Brompton kalau dibelikan sepeda seperti punya anak saya itu, kurang lebih dapat 15 - 25 buah sepeda.
Prinsipnya, yang penting anak senang. Isyarat sayang anak. Sayang anak berarti menyenangkan dan membahagiakan anak. Kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua juga, bukan?
Biarkan anak menikmati dunianya. Dunia anak. Dunia bermain. Bersenang-senang. Karena usia anak-anak adalah usia emas (golden age), dan sangat berharga.
Sayang kalau anak kita tidak menikmatinya. Karena masa kanak-kanak sekali seumur hidup. Dan masa-masa indah penuh kepolosan itu tidak akan kembali seiring waktu beranjak.