Persoalannya, apakah dengan adanya kebijakan yang mengatur pelayanan pada pelaksanaan akad nikah seperti ini akan berjalan lancar, ada kerja sama, dan ditaati oleh calon pengantin dan keluarganya?
Calon pengantin dan keluarganya tentu akan menaati dan mengikuti kebijakan ini. Karena saling memahami, saling kerja sama dan saling menjaga, sebagai ikhtiar dan upaya menghindari risiko terpapar pandemi Covid-19.
Tapi tidak menutup kemungkinan ada yang enggan dan tidak mau mengikuti dan menyesuaikan dengan kebijakan ini pada pelaksanaan akad nikahnya.
Padahal sudah disediakan masker, misalnya, pada kenyataannya, ada saja yang ngeyel, menyingkirkan masker, dan tidak mau pakai. Sebaiknya, tidak perlu ngeyel seperti itu.
Virus Narasi Agama Versus Virus Corona
Mengapa?
Karena saat ini ada fenomena yang miris dan sangat disayangkan muncul ketika pemerintah, dan semua orang melakukan ikhtiar dan upaya menghindari risiko penyebaran penularan virus corona.
Malah ada sebagian orang melakukan kebalikannya dengan menyebar narasi paham keagamaan yang cenderung menyepelekan dan mengabaikan keselamatan sendiri, orang lain, dan kebijakan pemerintah dalam menghindari risiko terinfeksi virus ini.
Salah satu contoh narasi agama yang sering menjadi ujaran yang cenderung sarkasme, sikap keangkuhan, dan kedangkalan pemahaman agamanya itu berkisar pada pernyataan seperti ini, "Takut itu hanya pada Allah, bukan takut pada virus corona"
Karena itulah, maka ada yang membalikkan cara berpikir (logika) seperti itu dengan mengatakan, "Kalau begitu, coba Anda masuk ke kandang harimau, tidur di situ, kan Anda hanya takut pada Allah!"