Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Debat Pilpres, Moderat Versus Radikal

30 Maret 2019   20:09 Diperbarui: 12 April 2019   21:23 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa menit ke depan, DebatKeempatPilpres2019 akan segera digelar. Tema yang diusung dalam debat ini adalah ideologi, pemerintahan, pertahanan, keamanan dan hubungan internasional.

Debat ini tetap akan menarik. Karena di samping masing-masing calon akan menampilkan performa terbaiknya, juga sudah dekatnya ke hari "H" pemungutan suara pilpres 2019. Tetapi lebih daripada itu, tema debat kali ini lumayan berat dan mendasar, yakni bertumpu pada: Quo Vadis NKRI? Terutama bicara soal ideologi.

Dari awal kedua pasang capres dan cawapres, Jokowi - KH. Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno tampak berbeda kecenderungan pandangan dan wawasan masing-masing pendukung dalam hal ideologi. Maksudnya, ideologi dalam tulisan ini lebih fokus pada faham keislaman, komunitas Islam, dan ormas Islam.

Pendukung pasangan calon 01, Jokowi - KH. Ma'ruf Amin lebih memperlihatkan kelompok moderat. Sedangkan pendukung pasangan calon 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno cenderung menampakkan kelompok radikal atau fundamentalis.

Analisa ini tentu saja beralasan, karena selain berdasarkan realitas, juga data hasil survei lembaga-lembaga survei mainstream, ternama dan berpengalaman. Sebut saja, misalnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Deny JA, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Konsepindo Research and Consulting Veri Muhlis Ariefuzzaman, dst.

(Maaf, tulisan ini tertunda. Belum tuntas. Keburu lihat debat dulu. Hehe...)

Ambil saja, misalnya, data hasil survei LSI Deny JA tentang pergeseran pemilih muslim dan minoritas dalam kurun wakru enam bulan masa kampanye. Survei ini dilakukan rentang waktu tangga 18 - 25 Pebruari 2019.

Metodologi Survei: 

• Metode sampling : multistage random sampling
• Jumlah responden : 1.200 responden
• Wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner
• Margin of error : ± 2.9 %
Semua pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden
Pengumpulan Data : 18 – 25 Februari 2019. Dilengkapi FGD dan Analisis Media dan Indepth Interview

LSI Deny JA menarik kesimpulan  (1), sebagai berikut:
1. Jokowi-Ma’ruf masih menang dengan selisih dua digit di pemilih Muslim
dan menang dengan selisih lebih mencolok lagi di pemilih Minoritas.
2. Baik di segmen pemilih Minoritas yang puas dengan kondisi ekonomi
ataupun tidak, Jokowi-Ma’ruf tetap menang.
3. Namun di segmen pemilih Muslim, Jokowi-Ma’ruf hanya unggul di
pemilih Muslim yang puas terhadap kondisi ekonomi. Sedangkan di
pemilih Muslim yang tidak puas dengan kondisi ekonomi, Jokowi-Ma’ruf
kalah.
4. Jokowi-Ma’ruf menang di kalangan mayoritas pemilih Muslim yang
moderat (yang memilih berorientasi Pancasila dibanding berorientasi
negara Timur Tengah, yang umumnya berasal dari NU).
5. Prabowo-Sandi menang di pemilih Muslim yang konservatif (yang
berorientasi negara Timur Tengah, umumnya dari FPI).

Kesimpulan (2):
6. Dukungan pemilih Muslim kepada Prabowo-Sandi meningkat di aneka
segmen, namun menurun drastis di pemilih Minoritas.
7. Secara total dukungan pemilih muslim kepada Jokowi menaik, walau
turun di beberapa ormas Islam, namun melonjak drastis di pemilih NU,
dan lebih melonjak lagi di Pemilih Minoritas
8. Pemilih Muslim yang mendukung partai koalisi Jokowi-Ma’ruf, umumnya
juga memilih Jokowi-Ma’ruf.
9. Pemilih Muslim yang mendukung partai koalisi Prabowo-Sandi, umumnya
juga mendukung Prabowo-Sandi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun