Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kenapa Mesti Takut Filsafat?

31 Januari 2019   16:58 Diperbarui: 4 Februari 2019   18:01 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya seorang ayah. Istri saya empat anaknya. Yang pertama kuliah di Universitas Padjajaran. Baru masuk. Mengambil jurusan ekonomi. 

Kedua, ketiga dan keempat secara beruntun masih di SMA, SMP dan SD. Semuanya masih dalam usia sekolah. Di swasta semua. Sengaja. Swasta agak beda. Bagus. Negeri ada beberapa. Bagus juga. Berarti masih perlu biaya? Jangan ditanya.

Tapi saya mau cerita anak saya yang pertama. Saat lulus SMA dulu, dia gamang. Memilih jurusan apa nanti kuliah. Biasa ini. Hampir dialami anak yang baru lulus SMA. Apalagi anak sosial. Seperti anak saya.

Belum lagi dibayangi, lulus atau tidak di SBMPTN. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Kuliah di negeri saja. Di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Swasta mahal. Tapi, ternyata negeri juga mahal. Tidak seberapa. Dibanding swasta. Swasta lebih mahal lagi.

Banyak jurusan. Banyak juga PTN. Tapi tidak sedikit peminat. Yang ikut tes SBMPTN ini, membludak. Harus bersaing ketat. Harus pintar-pintar memilih jurusan. Yang sesuai minat, tentu. Tidak asal ambil.

Dalam gamang urusan jurusan. Mau kuliah di apa. Apa yang harus dipilih. Saya tes ombak anak saya. Saya tawarkan filsafat. Dia menjawab. Tapi tidak pakai kata-kata. Hanya menggelengkan kepala. Sudah bisa ditebak: Tidak minat.

Saya tanya, "Kenapa?". "Takut, Yah!", spontan dia menjawab. Setelah berdialog. Ternyata, anak saya sudah punya kesan. Persepsi negatif terhadap filsafat. Makanya, kenapa dia takut filsafat.

Filsafat itu membuat pusing. Susah dicerna. Sudah begitu, belajar filsafat bisa sesat. Banyak yang nggak salat. Gegara filsafat. Tuhan saja dikutak-katik. Tuhan dibilang sudah mati. Tuhan diragukan. Apa memang Tuhan itu ada? Tuhan sedang apa sekarang? Ada yang bilang, Tuhan sedang main dadu. Dan seterusnya. 

Bahaya. Kacau. Aneh. Filsafat menyesatkan. Otak bisa miring. Stres. Anak saya sambil memberi simbol telunjuk ditempelkan berbaring melintang di keningnya. Saya ketawa saja. Melihat tingkah anak saya.

Anak saya nyerocos. Seakan menyerang saya dengan beribu tanya dan kegamangan. Belum lagi, kalau kuliah filsafat, nanti kerja apa. Nggak jelas. 

Phobia filsafat. Sudah antipati pada filsafat. Filsafat seperti anak durhaka. Haram jadah. Haram belajar filsafat. Filsafat jadi momok yang menakutkan. Serem. Respons negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun