“ Aparat datang dengan M16 pulang dengan 16 M” sebuah sindiran dari teman saya yang bekerja di sebuah LSM saat berdiskusi lepas terkait maraknya penembakan di papua.
Ternyata, dari sebuah diskusi lepas tersebut memaparkan sebuah fakta yang tidak terbantahkan. Managemen PT. Freeport bukan menggelontorkan 16 M seperti maksud diatas tetapi lebih dan mencapai 24 Milyar rupiah untuk aparat keamanan!!!!! Bahkan, untuk seorang aparat petugas lapangan (Polisi) mendapat tambahan uang saku sebesar 1,2 Juta rupiah setiap bulan diluar dari gaji bulanannya.
Melanjutkan tulisan saya (tanah papua proyek penembakan????), beberapa kompasianer meragukannya dengan mengatakan bahwa saya dapat dicap sebagai provokator karena menulis tana adanya fakta namun selebihnya menganggap tulisan itu sebagai satu dari seribu persoalan yang tidak dituntaskan oleh pemerintah pusat terhadap peristiwa apapun yang terjadi di papua.
Kini, ramai ramai pengamat politik, politikus, lembaga survey, artis dan segala macam profesi berani membicarakan persoalan papua setelah media memberitakannya. Tidak salah memang....namun rakyat papua tidak membutuhkan opini opini yang terkadang berujung pada “16 M” tadi.
Pemerintah pusat hanya buru buru katakan bahwa sudah berapa trilyun rupiah yang telah digelontorkan kepada rakyat papua namun tidak pernah pemerintah pusat berani mengklaim sudah berapa persen rakyat papua yang sudah sejahtera dengan gelontoran dana trilyunan tersebut????
Seorang pejabat dari pusat yang kutemui diatas pesawat dalam perjalanan dari Jakarta-Jayapura mengatakan “ Mas....setiap minggu kutemui beberapa pejabat papua yang sering ke kantor di Jakarta....yang katanya sedang mengurus administrasi....bla....bla....bla...pasti warganya makmur ya mas......pejabatnya saja.... pulang pergi papua-jakarta untuk mengurus kesejahteraan warganya...... ”
Sambil tersenyum kujawab” Pak,,,,,,,nanti setelah keluar dari bandara sentani di Jayapura......Bapak akan temui sendiri jawaban atas....maaf....pernyataan bapak yang barusan....”
