Mohon tunggu...
M Yansi
M Yansi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

tinggal di makassar sekarang berusia 46

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pansel KPK, perempuan 9, adakah target tertentu

7 Juni 2015   02:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prrsiden Jokowi memilih pansel KPK dari kalangan perempuan dengan latar belakang yang beragam, publik pun kaget dan terkejut karen mereka yang masuk dalam pansel KPK tidka satupun laki-laki dan lebih terkejut lagi setelah melihat dan membaca semua perempuan, adakah isyu gender yang di mainkan Jokowi dalam mennetukan pansel KPK yang sangat tidak lazim ataukah ada target tertentu dari Jokowi untuk merekrut apnsel yang kesmeuanya perempuan ataukah Jokowi memlih berdasarkan info dari jl. Teuku Umar agar kasus BLBI tidak membuat repot mantan Presiden Megawati ?. Apapun yang di putuskan Jokowi publik selalu beranggapan sebuah agenda karena sejatinya Jokowi banyak di kelilingi oleh orang yang mulai merasuk kealam konteks yang sesungguhnya, bahwa kekuasaan atas ruang hukum dan ekonomi harus berpindah lagi, jangan kelompok-kelompok itu-itu saja.

Hampir bersamaan dengan keputusan Jokowi membubarkan PETRAL yang di anggapp sarangnya mafia migas yang telah menggerogoti ekonomi indonesia dari sektor migas. maka pansel KPK juga di umumkan yang kesemuanya wanita. ke sembelihan srikandi tersebut sama sekali tidak ada afiliasi politiknya karena latar belakang mereka sangat beragam, ekonom, ahli hukum, praktisi tehnologi, ahli pencucian uang dan semuanya saling melengkapi satu sama lain, kesembilan wanita itu adalah sebagai berikut :Destry Damayanti ahli ekonomi keungan dan mnonoter sekarang menjabat sebagai ekonom bank mandiri dan bekerja juga untuk kementrian BUMN, Enny Nurbaningsih, Pakar hukum tata negara dan sekarang sebagai ketua badan pembinanaan hukum nasional. Harkristuti Hakrisnowo pakar hukum pidana, dosen Universitas Indonesia sekarang menjabat sebagai  ketua badan pengembangan SDM Kemenkumham yang dulu berseberangan dengan Mankumham akibat kasus dualisme Golkar. Betty S Alisjahbana, ahli IT dan manjemen sekarang masih bekerja sebagai perwakilan IBM di Indonesia, Selanjutnya Yenti Ganarsih pakar hukum pidana ekonomi ahli pencucian uang dosen Univeritas Indonesia.Supra Wimbarti ahli psikologi SDM dan pendidikan. Diani Sadiawati sekarang direktur analisa peraturan perundang-undangan Bappenas terus ada Natalia Subagyo, Ahli tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi seterusnya ada Meutiah Ganie Rochman ahli sosialogi korupsi.

Para srikandi pansel di tuntut untuk lepas dari kepentingan yang ada, publik meragukan sang ketua pansel yang berlatas belakang ekonomi yang bekerja di kementerian BUMN yang di tengarai sangat dekat dengan Rini Sumarno yang notebene adalah Menteri BUMN, namun publik berharapa bahwa pansel tidak mempunyai kepentingan secara individu dan kelembagaan yang akan mencedarai komitmen pansel yang akan menyeleksi dan menuunjukseseorang yang akan menadapatkan tiket untuk fit end propert tes di DPR untuk  menjadi pimpinan KPK, sejatinya seorang pansel memang di beri hak untuk menguji dan melakukan upaya yang sangat luar biasa untuk mengisi 4 orang komusioner KPK karena Busro Mukaddas dan salah seorang ahli hukum telah lolos dalam pansel sebelumnya.

Akan kita lihat hasilnya dari pansel ini, apakah mereka yang lolos sebanyak 10 orang tersebut mencerminkan kepentingan dari pansel atau adakah titipan tertentu terhadap orang-orang jika para calon pimpinan KPK adalah orang yang partisan dan hanya akan diisi oleh mereka yang mempunya kepentingan dengan kekuasaan selanjutnya. Ini akan menjadi cerminan selanjutnya, hasil dari pansel yang akan di ajukan di DPR untuk menjalani proses selanjutnya, maka kan terlihat bahwa KPK akan di isi oleh orang yang berkepentingan di dalam penegakan hukum. Walaupun pansel diisi oleh berbagai disiplinan ilmu dan dengan itegritas tinggi, tidak akan berarti apa-apa jika hasil yang di dapatkan hanya orang yang akan menjadi bumper dari kekusaan.

Jika hasil dari mereka para pansel mencerminkan kehendak dari pansel, maka ahli dari berbagai disiplin ilmu tidak berguna apa-apa karena hanya sekedar menyaring calon pimpinan KPK yang akan melaksanakan tugas. namun, para pansel yang jika menghasilkan orang yang hebat, mumpuni, kredibel dan berintegrita maka kecurigaan publik atas hasil pansel bisa di tepis dengan hasil yang maksimal.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun