Mohon tunggu...
Muhtolib
Muhtolib Mohon Tunggu... Freelancer - Seneng ngopi sambil bermacapat

Berbagi yukk

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pilah Sampah dari Rumah, Yuk!

1 April 2022   15:47 Diperbarui: 1 April 2022   15:55 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Jika setiap kita, memilah sampah di rumah, kemudian kita mengelolanya dengan tepat, maka kita tak mengirimkan sampah keluar"

Dari sumber www.indonesia.go.id, tahun 2020 timbunan sampah mencapai 67,8 juta ton, tentunya hal ini akan sangat merugikan keberlangsungan kehidupan kita. Dampak nyata dari timbunan sampah ini adalah mencemari air tanah, tanah juga menjadi tidak subur, tak hanya itu, pencemaran udara juga terjadi akibat timbunan sampah. Menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu keindahan alam.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, mendefinisikan sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum, sampah ini terbagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah barang sudah tidak terpakaisampah sisa makanan sedangkan sampah anorganik adalah sampah.

Terlintas dalam pikiran saya, bila seseorang tidak memilah sampah dari rumah dan tidak membuangnya di tempat sampah umum, maka akan terjadi penumpukan sampah yang luar biasa. Terlebih bila membuang sampahnya sembarang, hal ini juga akan membahayakan bagi kita semua. Dari sini, saya berpikir, mengapa tidak, sampah yang ada di rumah, kita kelola sendiri. Dengan begitu, kita tidak menyumbang sampah keluar.

Bila dalam satu rumah telah berhasil mengelola sampah dengan baik, maka hal ini bisa ditularkan pada tetangganya, satu RT bahkan satu kampung. Bila kita berhasil merubah perilaku masyarakat untuk bersikap bijak pada permasalahan sampah tentu hal ini menjadi perubahan yang sangat luar biasa. Ke depan, rutinitas pengelolaan sampah rumah tangga bisa menjadi budaya di masyarakat sehingga kita bisa meminimalisir sampah. Lingkungan menjadi bersih dan keindahan alam pun terjaga.

Karena sangat mudah kita lakukan tapi memiliki dampak yang luar biasa bagi kelestarian lingkungan. Aktivitas ini juga tidak akan mengganggu kesibukan lainnya di rumah. Selain menumbuhkan kepedulian kita pada lingkungan, kita pun diuntungkan secara ekonomis dari penjualan sampah daur ulang ke pengepul.

Bila kita sehari memiliki 1 (satu) kilo sampah, maka dalam sebulan sampah kita mencapai 30 kilo, bila kita berhasil mengelola di rumah secara mandiri berarti kita tidak mengirim sampah keluar sebanyak 3,6 kuintal dalam setahun. Saya hanya berpikir, mulailah dari hal yang terkecil yang memang kita bisa lakukan.

Langkah awal saya adalah menyiapkan 3 tempat sampah, yaitu; (1) karung, sebagai tempat sampah daur ulang, (2) Tong sampah, sebagai tempat sampah organik, (3) Tong berukuran besar, sebagai tempat sampah residu. Selain menyiapkan 3 tempat sampah, saya juga menyiapkan dua lubang tanah untuk sampah organik dan sampah residu. Bila lubang tanah telah penuh, maka tutup lubang tersebut dan menggali lubang berikutnya, begitu seterusnya. Membakar sampah mungkin tidak baik bagi kelangsungan hidup kita, karena menimbulkan pencemaran udara. Solusinya, kita bisa mengirim residu sampah ini ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS).

Dalam memilah sampah ini, komitmen bersama sangat dibutuhkan. Semua anggota keluarga harus mematuhi membuang sampah pada tempat sesuai peruntukannya. Komitmen yang dibangun tentu tidak hanya membuang sesuai jenis sampahnya saja, namun lebih mengarah pada upaya pencegahan, seperti; mengurangi penggunaan kantong keresek, setiap makan harus dihabiskan, sehingga tidak tersisa dan kurangi pembelian dalam bentuk saset maupun jajanan dalam kemasan plastik kecil.

Sampah yang daur ulang, kita bisa buat untuk kreativitas. Namun, bila tidak memungkinkan, maka kita bisa langsung jual ke pengepul. Baiknya, sebelum dijual, sampah daur ulang dibersihkan dahulu dari plastik yang menempel, seperti merek produk. Hal ini dilakukan selain untuk mengurangi residu, juga untuk menjadikan sampah daur ulang lebih mahal ketimbang tidak dibersihkan. 

Mulailah dari hal yang terkecil yang memang kita bisa lakukan. Lakukan mulai dari diri sendiri, keluarga, saudara, teman, selanjutnya masyarakat. Pilah sampah ini dapat menjadi solusi Dengan bersama untuk bisa keluar dari permasalahan sampah. Tanpa kebersamaan, kita tidak akan bisa wujudkan Indonesia bersih, Indonesia lestari.**

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun