Mohon tunggu...
Muhtarom USR
Muhtarom USR Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Jurusan Administrasi Negara di UIN SUSKA RIAU

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[Sejarah] Cara Pandang Seorang Muslim

3 November 2019   20:13 Diperbarui: 3 November 2019   20:28 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak bisa kita pungkiri bahwa narasi dan cara pandang sejarah Indonesia yang kita kenali selama ini masih didominasi kajian para orientalis. Secara umum, narasi dan cara pandang yang dibawa para indolog Belanda generasi pertama itu bermasalah sejak awal.
Minggu, 3 November 2019 | Muhtarom USR

 
PERISTIWA
Sejarah: Cara Pandang Seorang Muslim Seorang Muslim Tak bisa kita pungkiri bahwa narasi dan cara pandang sejarah Indonesia yang kita kenali selama ini masih didominasi kajian para orientalis. Secara umum, narasi dan cara pandang yang dibawa para indolog Belanda generasi pertama itu bermasalah sejak awal. Minggu 3 November 2019 | MuhtaromUSR


Secara umum, orang Indonesia memahami sejarahnya terbagi dalam beberapa babak. Dimulai pada masa Hindu-Buddha, kemudian kedatangan Islam, disusul penguasaan kolonial, masa pergerakan, proklamasi 1945 hingga era Republik Indonesia. Pembabakan semacam ini memang memudahkan kita untuk memahami dinamika perjalanan suatu bangsa atau peradaban. Namun, ada hal yang menarik dari pemahaman mengenai pembagian periode-periode ini.

Mari sedikit kita uraikan pembabakan sejarah Indonesia di atas dengan keterangan waktu. Sejarah adalah masa lalu, seluruh masa lalu. Akan tetapi, di rujukan kita pada umumnya, masa lalu dibedakan menjadi prasejarah dan sejarah. Sejarah hanya bisa dikatakan sejarah apabila ditemukan bukti tertulis pada zaman itu seperti prasasti, dokumen, catatan, kitab, dan lain sebagainya. Sementara itu, prasejarah adalah masa lalu yang diketahui ketika bukti sejarah tertulis belum ditemukan.

Sejarah Indonesia sendiri bermula pada saat ditemukannya prasasti Yupa di Kutai, Kalimantan Timur. Dalam prasasti ini memang tidak ditemukan angka tahun, tetapi diperkirakan berasal dari abad ke-4. Hal ini berdasarkan pembandingan huruf-hurufnya dengan temuan lain yang memiliki angka tahun. Isi prasasti ini di antaranya tentang upacara keagamaan, raja-raja Kutai, dan pengaruh Hindu pada kerajaan ini. Maka berdasarkan kaidah bahwa sejarah dimulai ketika tulisan ditemukan, titik waktu ini diambil sebagai awal sejarah Indonesia sekaligus masuknya Hindu---yang kemudian disusul Buddha---di Indonesia.

Masa berikutnya adalah masa Islam. Kita sebetulnya tidak mungkin mengambil abad ke-13 yang telanjur populer sebagai titik awal kedatangan Islam ke Indonesia. Sebab, angka itu biasanya merujuk pada batu nisan Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 1296. Apabila Malik al-Saleh---raja dan pendiri Kerajaan Samudera Pasai---wafat pada Ramadhan tahun 1296 M, agaknya tak mungkin kerajaan ini didirikan dari alam kubur. Bahkan, Syed Muhammad Naquib al-Attas menyebut Kerajaan Samudera Pasai muncul sekitar abad ke-9 atau abad ke-10 M. Kalau kita pikir ulang, mungkinkah "para pedagang Muslim" ujug-ujug datang mendirikan kerajaan baru di tanah tempat tinggal orang? Maka kita anggap saja dahulu Islam mulai memasuki wilayah Indonesia sejak abad ke-8. Artinya, sebelum Islam masuk, kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha berkuasa selama empat abad. Tetapi, pembabakan ini sedikit bermasalah karena kerajaan Buddha, Sriwijaya, runtuh pada abad ke-13.

Kemudian, kedatangan pertama bangsa Barat yang berniat melakukan penjajahan terjadi pada tahun 1511. Kala itu Portugis tiba di Malaka, kemudian Spanyol tiba di wilayah Filipina pada 1521. Keduanya segera membangun benteng pertahanan dan meriam begitu menjejakkan kaki di Nusantara. Jauh sebelum masa ini tiba, sebetulnya sudah ramai "orang asing" datang ke Nusantara untuk melakukan perdagangan, mereka ini sekadar datang dan pergi. Penghuni kepulauan yang sekarang disebut Indonesia saat itu pun tidak kegirangan kala bertemu banyak orang asing. Orang Indonesia saat itu adalah manusia kosmopolit.

Maka ketika Portugis, Spanyol, Inggris, Prancis, hingga Belanda berdatangan dan berusaha memonopoli perdagangan di Nusantara dengan segala rupa cara, tentu hal ini mengejutkan. Bahkan, Belanda tak kunjung hengkang dan malah mengangkat diri sebagai penguasa sampai Jepang mengambil alih kekuasaan di tahun 1942. Artinya, sebelum kolonialisme masuk, Islam sudah menancapkan pengaruhnya selama lebih dari enam abad. Akan tetapi, apakah begitu kolonialisme Barat masuk maka seluruh kerajaan Islam langsung runtuh dan lenyap kekuasaannya? Sejarawan Taufik Abdullah sendiri mengatakan, Indonesia dijajah 350 tahun adalah sebuah mitos.

Masa kolonialisme sering disebut-sebut berlangsung selama 350 tahun berkat pidato Soekarno yang amat heroik pada 1950 guna memompa semangat revolusi mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Kalau kita hitung sejak 1511-1945, artinya kolonialisme di Indonesia berlangsung selama 434 tahun. Ahai! Lebih lama dari yang disebutkan oleh Soekarno. Dan hal ini tentu saja sama bermasalahnya dengan pembabakan sebelumnya.

Pernahkah negara-negara Barat ini betul-betul menguasai kita seutuhnya, lahir dan batin? Apakah kita pernah berhenti melawan kolonialisme hingga kita memproklamasikan kemerdekaan? Banten, Makasar, Gowa-Tallo, Ternate, Tidore, Banjarmasin, Mataram, Palembang, hingga Aceh adalah wilayah-wilayah yang gencar melawan sampai titik terakhir. Maka bagaimana sebetulnya konsep penjajahan bagi bangsa yang tak berhenti melakukan perlawanan dan berjuang hingga proklamasi sudah dikumandangkan?

Setelah era kolonialisme, kita pun memasuki abad ke-19, era pergerakan nasional yang melahirkan proklamasi pada 1945. Di era republik sendiri kita biasa membabakkan Indonesia secara berurutan ke masa revolusi, Orde Lama, Orde Baru, dan terakhir era reformasi. Usianya baru menjelang 72 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun