Mohon tunggu...
Muh Syamsul Umar
Muh Syamsul Umar Mohon Tunggu... Mahasiswa - 47;7

Menjadi manusia yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Me and Dad Bussiness Ethics vs Profit Case Study, Where Do I Position ?

18 Oktober 2021   21:30 Diperbarui: 18 Oktober 2021   21:47 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Case Background

You were appointed president director, at a mining and energy company founded by your grandfather 50 years ago, replacing your father who resigned for health reasons. However, your father is still involved in the organizational structure of the company with the position of director commissioner along with 2 of your uncles on the board of commissioners. As with most family companies, most positions in your company's organizational structure are filled by your family and relatives, most of whom do not have enough competence.

You are assigned by the board of commissioners to achieve a 300% profit target in your first year in office. Your next target is to expand the mineral exploration area and mining to other areas by clearing new land and also by acquiring several small companies to join your company.

During this time, your mining company explores minerals in remote areas of Kalimantan so that your company often deals with indigenous peoples related to exploration and exploitation rights in the area. Your company has been dealing with legal issues for the past 30 years, Environmental activists and non-governmental organizations (NGOs) and indigenous peoples have protested related to mining and mineral exploration and exploitation activities in the area because these activities are considered to disrupt environmental ecosystems, interfere with the rights of indigenous peoples, and create environmental pollution.

This puts you in a position that goes awry and dilemmatis.

Perkenalkan nama saya Muh. Syamsul Umar Arif sebagai pemimpin perusahaan UIA yang baru, saya diangkat setelah ayah saya mengundurkan diri. Tidak lama diangkatnya saya sebagai pemimpin perusahaan saya sudah dihadapkan dengan problematika-problematika perusahaan yang ada serta bentuk dari perusahaan keluarga saya ini terungkap dihadapan saya, dan saya harus menghadapi realita tersebut serta memberikan solusi terbaik dari problematika yang ada.

Saya menyadari penyimpangan yang terjadi di perusahaan keluarga saya, saya pun bertekad untuk memberikan perubahan secara menyeluruh dari pihak internal terlebih dahulu, dan beriringan mempersiapkan perencanaan penanganan mengenai faktor eksternal. 

Dan berikut kumpulan masalah-masalah yang muncul di benak saya, dan harus saya selesaikan untuk merubah perusahaan ini secara menyeluruh ;

  • Ayah saya sebagai pemimpin perusahaan mengundurkan diri dan masih menjabat sebagai Komisaris direktur dan dewan komisaris yang merupakan paman saya.
  • Struktur organisasi perusahaan diisi oleh keluarga saya yang tidak memiliki kompetensi yang cukup.
  • Diberikan tugas untuk mencapai target profit 300% di tahun pertama saya menjabat serta memperluas memperluas daerah eksplorasi mineral dan tambang ke daerah lain dengan cara pembukaan lahan baru dan juga dengan cara mengakuisisi beberapa perusahaan kecil untuk bergabung di perusahaan dan saya dituntut untuk melakukan hal ini dengan karyawan yang tidak mumpuni.
  • Berurusan dengan masyarakat adat terkait hak eksplorasi dan eksploitasi di daerah tersebut tambang dan mineral di daerah tersebut.
  • Menyebabkan perusahaan terjerat masalah hukum sejak 30 tahun, sebab dari aktivitas tersebut menimbulkan gangguan terhadap ekosistem lingkungan, terganggunya hak-hak masyarakat adat, dan menciptakan pencemaran lingkungan.

Hal yang pertama kali saya lakukan sebagai pimpinan ialah mengumpulkan para karyawan yang visi misinya sejalan dengan saya yang ingin mengubah perusahaan ini menjadi lebih baik bukan hanya terkait pembangunan pertambangan dan mineral, akan tetapi juga memiliki kesan baik di mata masyarakat.

Setelah mendapatkan karyawan yang memiliki satu tujuan, saya berlanjut ke rencana ke-dua yakni mengumpulkan para dewan direksi, petinggi-petinggi perusahaan, dan pemegang saham di perusahaan agar berada di pihak saya serta memberikan rancangan pergantian dan pengeluaran komisaris direktur ayah saya.

Jika kalau beliau tidak ingin mengikuti pendapat saya dan menerima sesuatu hal yang saya tawarkan kepada beliau serta merekonstruksi struktur organisasi secara garis besar terhadap karyawan yang tidak memiliki kompetensi yang cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun