Mohon tunggu...
Muhammad Rizal
Muhammad Rizal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Perbankan Syariah 17

Stand Up Wake Up Never Give Up

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Covid-19 terhadap Tingkat Kesehatan Bank di Indonesia

13 Mei 2020   15:35 Diperbarui: 13 Mei 2020   15:45 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena wabah penyakit virus covid-19 atau yang biasa orang sebut virus corona. Virus ini kabarnya berasal dari negara China tepatnya di kota Wuhan. Akibat mewabahnya virus ini, pemerintah China memutuskan untuk menutup kota Wuhan agar virus ini tidak menyebar. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO mengumumkan bahwa virus corona telah menyebar ke 18 negara. Setelah semakin banyaknya negara yang terkena virus ini, WHO menyatakan darurat global terhadap virus corona.

Setelah di Indonesia terdapat orang yang terinveksi virus corona ini, pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa untuk seluruh masyarakat Indonesia harus mengurangi kegiatan di luar rumah seperti bekerja atau kegiatan di bidang pendidikan , selama 14 hari untuk memutus rantai penyebaran virus corona.

Dampak dari kebijakan lockdown ini mengakibatkan kegiatan perekonomian menjadi terganggu karena kegiatannya dibatasi. Hal ini tidak masalah bagi orang-orang yang memang mempunyai uang banyak atau sebagai karyawan tetap, mereka bisa membeli bahan pokok dan menimbunnya untuk stok saat lockdown. Beda hal nya dengan para petani, buruh, ojek atau pedagang yang memang tidak bisa makan jika tidak bekerja.

Untuk di industri perbankan sendiri, pengaruh dari dampak wabah corona ini yaitu banyak nasabah yang menarik dana simpanannya untuk membeli bahan makanan selama lockdown ini. Perbankan yang mempunyai liquiditas tinggi tidak akan masalah dengan penarikan dana yang banyak karena mereka mempunyai stok dana simpanan yang banyak. Namun kebijakan Presiden Joko Widodo tentang penangguhan penundaan cicilan selama setahun, baik industri perbankan maupun lembaga keuangan non bank. Hal ini bisa mengganggu kesehatan bank atau bisa seperti kejadian kredit macet. Dana yang seharusnya masuk ke bank, tapi malah tertunda selama masa lockdown ini.

Namun, menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Bapak Perry Warjiyo, menjelaskan kondisi perbankan saat ini sangat sehat. Perbankan saat ini lebih kuat dibandingkan saat krisis moneter tahun 1998. Saat ini Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio) berada di 23%. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) terjaga rendah di 2.5% gross atau 1.3% nett.

Muhammad Rizal, kelahiran 17 Juli 1999 di Desa Roworejo, Kecamatan Negerikaton, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Menempuh pendidikan Sarjana S1 Perbankan Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Essai ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asset and Liability Management, yang diampu oleh : Dr. Muhammad Iqbal Fasa, M.E.I

Kontak : +6285758686326

Email : Rizalalamin1999@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun