Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Waspada! Ini Macam-macam Cacat Pikir di Lingkungan Sekolah

17 Maret 2021   11:42 Diperbarui: 17 Maret 2021   16:28 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sekolah adalah tempat manusia menghamba, mengabdi pada peraturan-peraturan ala penjajah"

Sekolah oh sekolah, betapa agungnya dirimu, selalu dipuja-puja sepanjang masa, wahai sekolah andaikan ada yang tau berapa buruk rupanya dirimu, mungkin manusia akan berhenti menjadi pengikutmu. Tapi mau bagaimana-pun seluruh umat manusia harus menjadi hambamu agar diakui oleh sesamanya, aku tidak terima itu sekolah!!! Maka dari itu izinkanlah salah satu dari hambamu yang tak patuh ini mengungkap beberapa busuknya dirimu.

Wahai pembaca budiman, siapakah gerangan yang isi hatinya seperti paragraf pertama? Kalau ada, mari kita sama-sama melapangkan dada, berusaha sabar dan tabah terhadap pendidikan yang belum merdeka. Tapi pembaca budiman, pada tulisan kali ini saya akan mencoba memberi kalian beberapa senjata yang mungkin akan berguna untuk berjuang melawan ketidakadilan di sekolah, senjata itu logika namanya.

Logika adalah amunisi pikiran tuk melawan kebodohan

"Manusia dapat merdeka dengan logika, membebaskan pikirannya dari belenggu para penjajah"

Kita semua pasti pernah mendengar apa yang disebut sebagai logika, baik itu dari ilmu pengetahuan secara langsung, atau dari manusia sebagai sarana tuk gaya-gaya an (memang benar sih kalau kita akan terlihat keren ketika sok-sokan menggunakan kata logika). Tapi terlepas dari itu semua, apakah kita sudah benar-benar tahu apa itu logika? Yaps, logika itu adalah alat yang memungkinkan manusia menggunakan rasionya, salah satu cabang filsafat yang berguna sebagai pengukur kemasukakalan suatu persoalan.

Mungkin hanya logikalah yang dapat menghakimi benar-tidaknya suatu peristiwa, tentu hanya manusia yang dapat menggunakannya, sebagai suatu amunisi pikiran tuk melawan kebodohan, sekaligus sebagai alat tuk mencari pengetahuan dan kebenaran.

Cacat pikir bikin kecerdasan tersingkir

Sesuatu dapat dikatakan logis apabila ia memenuhi standar awal kemasukakalan, yang mana suatu saat ia dapat dibantah dengan hal yang memiliki standar kemasukakalan yang lebih tinggi. Agar mudah, kita sebut saja logika sebagai akal sehat, ia tentu juga bisa sakit apabila gagal dalam memenuhi rukun kemasukakalan, penyakit itu 'fallacy' namanya.

Fallacy atau cacat pikir, adalah fenomena dimana logika gagal memenuhi standar kemasukakalan, tentu jika hal tersebut dibiarkan, akan mengakibatkan tersingkirnya kecerdasan. Maka dari itu kita harus mencegahnya dengan terus menguji seberapa kuat kebenaran dari suatu premis proposisional, jika premis itu mengalami kegagalan dalam ujian logisnya, maka dipastikan ia salah karena ada fallacy (cacat pikir) di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun