"Seumpama pendidikan yang awalnya akademis sudah menjadi lahan bisnis, maka siap-siaplah kecerdasan akan habis"
Saya bisa menjamin bahwa hampir keseluruhan dari para pembaca pernah mengalami masa-masa pendidikan formal di sekolahan, sungguh masa-masa yang indah dan menyenangkan kata sebagaian manusia, bertemu kawan-kawan, tak jarang kebawa perasaan. Ups, saya disini tak ingin membicarakan soal percintaan di sekolahan, takut ada yang teringat mantan dan kenangan yang berusaha dilupakan.Â
Mengenai pembahasan soal sekolah, pasti sudah hal lumrah bagi para pembaca kalau salah satu kendala didalam-nya ialah biaya, benar memang, kalau kecerdasan dapat dihitung dari perekonomian, seperti yang dikatakan oleh Karl Marx tentang Materialisme Historis, bahwasanya secarah ummat manusia adalah sejarah tentang perjuangan perekonomian, kekayaan dan semacamnya.Â
Memang sudah sangat wajar kalau manusia membutuhkan biaya untuk menyokong segala kebutuhan kehidupannya, namun dalam tulisan ini, saya tak ingin menyinggung soal biaya keuangan dalam sekolahan, karena itu wajar sebagai kebutuhan, yang akan saya kupas adalah mengenai kapitalisasi (bisnis) pendidikan. Yaitu sebuah metode memperoleh harta kekayaan, dengan melalui pemanfaatan sektor pendidikan sebagai ladang keuangan, dalam metode ini kuantitas lebih diutamakan ketimbang kualitas, bangunan lebih di pentingkan ketimbang pikiran, pengembangan gedung sekolahan lebih dikuatkan ketimbang pondasi kecerdasan.Â
Seperti yang saya katakan pada awal tulisan ini, apabila hal demikian terjadi, maka dapat dipastikan kecerdasan tak lagi diutamakan, kalau kecerdasan tak lagi diutamakan, maka pendidikan sudah mengalami disfungsi (kegagalan) fundamental-nya (dasar) sebagai alat untuk mencerdaskan manusia didalam kehidupan. Inilah yang dapat menjadi fenomena (kejadian) kausal (sebab-akibat) terhadap keterpurukan bangsa ini di masa depan, baik dari segi politis, ekonomis, etis dan semacamnya.Â
Sebelum memasuki topik utama, kita mencoba bertanya, kok bisa bangsa ini dapat mengalami kehancuran sedemikian rupa cuman gegara metode pendidikannya?Â
"Karena bangsa ini gagal bersaing di dunia global, disebabkan oleh matinya akal, dikarenakan pendidikan yang kapital"
Membahas soal Akal :
Akal secara teologis-metafisis (agama), adalah anugrah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia, karena dengan adanya akal-lah manusia berbeda dengan makhluk lainnya, apabila manusia tak menggunakannya, otomatis ia telah durhaka pada Tuhan-nya.Â
Akal secara evolusi-teoretis (teori evolusi), adalah suatu alat yang menuntun Homo Sapiens (spesies manusia purba) untuk bertahan sekaligus berkembang dari seleksi alam dan peradaban, ia menjadi manusia sekarang karena memiliki suatu potensi kecerdasan, manusia dapat menjadi makhluk paling unggul di alam dikarenakan ia memiliki akal yang tak dimiliki oleh makhluk lain, apabila akal manusia tak dipergunakan, maka ia akan hancur dalam peradaban.Â