Hari Minggu tanggal 27/11/2022,  Mahasiswa pertukaran UPI melaksanakan perkuliahan Modul Nusantara di suatu tempat bangunan bersejarah  sepeninggalan  masa pemerintahan kolonialisme yaitu bangunan Goa Belanda dan Goa Jepang yang tempat nya berada di kota Bandung,  Taman  Hutan Raya Ir.H. DJuanda, kecamatan Cimenyan, kabupaten Bandung
Goa Belanda ini di bangun oleh pemerintah kolonial pada tahun (1912) yang awal mulanya di jadikan tempat penyadapan aliran sungai cikapundung. Sehingga tahun (1941) beralih menjadi tempat fasilitas militer dan memanfaatkan goa tersebut menjadi tempat penyimpanan senjata serta menjadikan nya sebagai stasiun radio komunikasi.
Di dalam goa tersebut terdapat 15 lorong, dan sel tahanan perang, selain itu di dalam goa tersebut juga terdapat rel kereta yang di gunakan untuk mengangkut barang - barang dan persenjataan.
Tak jauh dari goa Belanda terdapat juga goa Jepang  yang di bangun pada tahun (1942). Tempat ini dijadikan barak militer dan perlindungan para tentara Jepang, terdapat empat pintu masuk dan dua lubang penjaga.
Lebih jauh mengenai goa Jepang, berdasarkan sejarahnya dahulu goa Jepang ini merupakan goa milik Belanda sebelum diserahkan kepada Jepang. Saat telah menjadi kepemilikan Jepang, goa ini digunakan Jepang untuk mengoperasikan sistem kerja paksa atau Romusha.
Seperti yang kita tahu, romusha ialah sistem kerja paksa yang diperuntukkan bagi masyarakat sipil, dengan dibumbui penyiksaan dari para penjajah kepada masyarakat pribumi. Latar sejarah tersebut lah yang menjadikan goa Jepang ini cukup mencekam selain gelapnya lorong-lorong goa.
Fungsi sebenarnya dari goa ini bagi para penjajah Jepang dahulu ialah sebagai markas, tempat penyimpanan peralatan dan logistik. Goa Jepang ini telah beralih fungsi sejak ditemukan kembali dari keterbengkalaiannya yang kini menjadi tempat wisata bernuansa sejarah kolonialisme khas Bandung.
