Mohon tunggu...
Muhlis Lamuru
Muhlis Lamuru Mohon Tunggu... Guru - Penting tak Penting

Lahir di sebuah Dusun terpencil di Kab. Bone, Sulawesi-Selatan. Namanya, Dusun Masumpu, Des. Massengrengpu, Kec Lamuru. Dusun tersebut baru dialiri listrik PLN pada pertengahan tahun 1999. Muhlis Lamuru menghabiskan masa kecil di Kampung halaman dan bersekolah di MI 43 Pising (Masumpu) dan SLTP di Kecamatan sebelum hijrah ke Kota Makassar melanjutkan pendidikan menengah. Sejak 2004 hijrah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan Tinggi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dan, tahun 2010 mencoba mengadu nasib n memulai hidup baru di Ibu Kota Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Save Ahmad Dhani, Save Indonesia

7 April 2016   08:29 Diperbarui: 7 April 2016   08:35 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa yang tidak mengenal Ahmad Dhani, sosok yang populer dan penuh kontroversi. Kiprahnya di dunia musik tanah air tidak diragukan lagi. Kemampuannya tergolong lengkap, dia pandai menyanyi, mampu menciptakan lagu, dan pintar memainkan alat musik. Ahmad Dhani termasuk salah satu dari sedikit musisi tanah air yang punya reputasi baik karena karyanya yang berkualitas. Karya-karya-nya pun digemari oleh para pencinta musik tanah air.  

Ahmad Dhani tergolong musisi yang produktif dalam berkarya. Nama besarnya berawal dari kesuksesannya mengarsiteki lahirnya group musik Dewa 19. Bersama teman-temannya di Dewa 19, ia berhasil mengeluarkan belasan album. Banyak lagu dari album-album tersebut yang pernah hits di masanya, bahkan melegenda hinggi kini. Sebut misalnya; Kangen, Separuh Nafas, Pupus, Arjuna, Elang, Laskar Cinta dan masih banyak lagi yang lain. Kerja kerasnya sebagai musisi pun berhasil mengantarkan mantan suami Maia Estianti itu menerima penghargaan bergengsi di dunia musik. 

Kepiawaian Ahmad Dhani sebagai musisi tidak berhenti sampai disitu. Dia juga mendirikan Republik Cinta Management, perusahaan yang bergerak di bidang musik dan menaungi para musisi. Melalui perusahaan yang dipimpinnya itu, Dhani membidani lahirnya beberapa group musik yang juga tergolong sukses. Beberapa group musik yang populer tercatat bernaung di bawah naungan Republik Cinta Management adalah Dewi-Dewi, Maha Dewi, The Virgin, Lucky Luki, Triad, dan The Law. Mulan Jameela yang awalnya bagian dari personil Duo Ratu bersama Maia Estianti yang kelak diperistri Ahmad Dhani juga bernaung di bawah Republik Cinta Management. Karya-karya musisi besutan Ahmad Dhani mendapat tempat di hati para pencinta musik tanah air.

Tidak hanya itu, ayah AL, El, Dul, itu terlibat di berbagai projek pencarian bakat, tentunya di bidang musik. Dua program pencarian bakat yang sukses besar hasil garapan Ahmad Dhani adalah Indonesian Idol dan X_Factor Indonesia. Projek ini mencari penyanyi-penyanyi berbakat melalui sistem audisi. Baik Indonesian Idol maupun X Factor Indonesia ditayangkan di layar RCTI. Salah satu alumni projek pencarian bakat tersebut yang hingga kini dikenal luas oleh masyarakat adalah Fatin Shidqia. Pelantun lagu Aku Memilih Setia itu adalah juara X Factor Indonesia.

Masuk Jalur Politik

Belakangan karir musik Ahmad Dhani seolah meredup. Ia tidak lagi produktif dalam mengeluarkan album layaknya ketika Dewa 19 masih aktif. Suami Wulan Jameela itu justru dirundung banyak masalah, dari masalah keluarga hingga masalah bisnis. Ia juga memiliki kasus yang berkepanjangan dengan Farhat Abbas, sang pengacara kontroversial.

Entah bagian dari strategi untuk mempertahankan eksistensi atau bukan, di saat yang sama, Ahmad Dhani terjun ke dunia politik. Pilihan politik Ahmad Dhani mulai ditampakkan pada Pilpres 2014 kemarin. Kala itu sang musisi secara terbuka mendukung Prabowo Subianto yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa bertarung melawan Jokowi-Jusuf Kalla di Pilpres 2014. Dia aktif menggalang dukungan untuk memenangkan kandidatnya meski pada akhirnya kandidat-nya kalah telak dan harus mengakui keunggulan Jokowi-JK yang kini menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Petualangan politik Ahmad Dhani tidak berhenti hanya sebatas pendukung atau simpatisan Prabowo semata, dia sudah melangkah lebih jauh dan sepertinya ingin menjadi aktor politik yang sesungguhnya. Kini Ahmad Dhani disebut-sebut menjadi kader Partai Kebangkitan Bangsa. Jabatan politik pun sudah ditargetnya. Dia mengincar posisi gubernur DKI Jakarta. Dhani bahkan sudah menyatakan diri untuk ikut bertarung pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Dia siap menantang gubernur patahanna Basuki Thahaja Purnama. Ahok, sapaan akrab Basuki Thahaja Purnama, jauh-jauh hari sebelumnya sudah menyatakan diri untuk kembali maju pada Pilkada DKI 2017.

Untuk memuluskan langkahnya, Ahmad Dhani mulai terlihat rajin melakukan safari politik. Dia aktif mengunjungi tokoh-tokoh politik baik pimpinan partai politik maupun kandidat lain yang bersiap ikut bersaing di Pilkada DKI Jakarta 2017. Beberapa kandidat yang pernah ditemui Dhani seperti Yusril Ihza Mahendra, Sandiago Uno, dan Adiyaksa Daud. Tidak hanya itu, Ahmad Dhani juga “turun ke bawah” untuk menyapa masyarakat. Ia tercatat pernah mengunjungi warga Kalijodo, kampung prostitusi yang akhirnya digusur oleh Ahok. Kunjungan ini tidak lain digunakan untuk mencari dukungan politik.

Save Indonesia

Di balik ambisi Ahmad Dhani untuk menduduki kursi 01 DKI Jakarta memunculkan pesimisme. Alasannya bukan karena anggapan yang mengatakan bahwa musisi tidak layak masuk dunia politik, juga bukan karena elektabilitas dan popularitas yang rendah, melainkan murni karena faktor kapasitas dan rekam jejak yang minim. Iya, Ahmad Dhani punya kapasitas yang handal tapi kapasitas-nya sebagai musisi bukan sebagai aktor politik.

Kapasitas Ahmad Dhani dalam dunia politik masih perlu dipertanyakan. Dia patut diduga tidak memiliki gagasan yang layak jual untuk membangun Jakarta, rekam jejaknya pun tidak ada. Analisanya cukup sederhana. Sejak dia menyatakan diri untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2017, dia rajin melakukan safari politik. Namun demikian, sejak itu pula dia belum mengeluarkan satu gagasan nyata yang dia akan tawarkan untuk membangun Jakarta. Pada hal gagasan itu sangat penting sebab gagasannya akan dibandingkan dengan gagasan dari kandidat lain. Pada akhirnya voter diharapkan  dapat memilih kandidat yang gagasannya paling berkualitas.

Sebaliknya, Ahmad Dhani justru terlihat sibuk menyerang kandidat patahanna. Anehnya, Dhani tidak menyerang gagasan Ahok melainkan menggunakan isu SARA. "Mereka sebagai warga negara yang tidak ingin tanah Nusantara dikuasai asing. Kamu ini kan turunan Majapahit, Mataram. Jadi, Indonesia ini tanah warisan Nusantara, warisan leluhur nenek moyang kita, bukan nenek moyang Ahok kan," kata Dhani di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin, 21 Maret 2016 sebagaimana dikutip dari tempo.co. Pada hal, penggunaan isu SARA dalam dunia politik sudah tidak relevan bahkan dianggap kurang bermartabat.

Dhani pun pernah menyerang Kaka dan Bimbim, personil group musik Slank. Memang, Slank sejak dari awal mendukung Ahok. Serangan ke personil Slank pun tidak dengan gagasan melainkan character assassination. "Saya ini heran, isi otaknya Bimbim dan Kaka itu kayak apa ya. Jadi, penting sekali, perlu adanya pertemuan besar-besaran seperti muktamar seniman," kata Dhani dalam diskusi bertajuk "Perlukah Artis dan Seniman Berpolitik" di Crown Plaza Hotel, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (16/3/2016) sebagaimana dikutip dari kompas.com. Sebenarnya, secara politik target serangannya pun tidak tepat sebab personil Slank hanya sebatas simpatisan. Dhani seharusnya fokus menyerang gagasan Ahok, dan menawarkan gagasan atau program yang lebih bagus dari program Ahok.

Fakta ini menunjukkan bahwa sebenarnya Dhani tidak punya kapasitas dalam dunia politik. Oleh karena itu, dia sebaiknya tidak memaksakan diri untuk terjun ke dunia politik dan bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2017. Dia harusnya fokus sebagai musisi dan melahirkan karya-karya baru. Memaksakan diri untuk bertarung di Pilkada DKI dikhawatirkan tidak akan menghasilkan apa-apa sekalipun dia bisa menang. 

Sebaliknya, Indonesia justru akan kehilangan besar. Pertama, Jakarta yang notabene nya ibu kota negara dan bisa menjadi role model daerah-daerah lain di Indonesia tidak akan lebih baik. Tentu saja, akibat kapasitas pemimpinnya lemah. Kedua, Indonesia akan kehilangan musisi besar sekelas Ahmad Dhani. Implikasinya, rakyat tidak bisa lagi menikmati karya-karya musik yang berkualitas karena musisinya lebih sibuk berpolitik. Oleh karena itu, menahan ambisi politik Ahmad Dhani secara tidak langsung akan menyelamatkan Indonesia.

Biarkan kandidat lain yang memang memiliki gagasan dan rekam jejak yang bagus bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2017. Selain gubernur patahanna, tentu masih banyak tokoh-tokoh politik lain yang memiliki kualitas dan juga sudah teruji. Sebut misalnya tokoh politik nasional sekelas Yusril Ihza Mahendra atau Adiyaksa Daud. Tokoh-tokoh lain yang saat ini dianggap sukses memimpin daerah seperti Tri Rismaharini, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, atau Nurdin Abdullah juga bisa dijadikan sebagai kandidat alternatif yang layak bertarung di Pilkada Jakarta. Dengan demikian, Pilkada DKI Jakarta 2017 akan melahirkan gubernur yang berkualitas dan teruji.

 

 

Mataram, 2 April 2016

Tulisan ini pernah dimuat di Harian Lombok Post, edisi 4 April 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun