Mohon tunggu...
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi Mohon Tunggu... lainnya -

Saya manusia biasa yang makan dan minum...bisa lapar dan haus..yang bisa senyum dan sakit...bisa gembira dan luka hati...bisa tertawa dan meneteskan air mata...seperti teman-teman semua...saya manusia...\r\nTapi hamba ini berdo'a..jika hamba mati..darah hamba mengalir di bumi dan menulis kalimat الله\r\n\r\nwww.suaramuhibbuddin.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anjing dan Pelacur yang Masuk Surga

18 Mei 2012   07:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:08 2644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di tengah masyarakat kita, kata “anjing” seringkali diartikan sebagai binatang yang rendah, hina, dan najis. Bahkan, kadangkala ada yang menggunakan kata “anjing” sebagai ungkapan kekesalan dan ungkapan ketidaksukaan seseorang terhadap seseorang atau sesuatu. Kemudian, “pelacur” juga ditempatkan pada posisi yang nista, hina, kotor dan tidak bersusila.

Mengenai anjing, dilihat dari kaedah ilmu fiqih, memanglah ada bagian dari anjing yang najis. Tetapi kaedah fiqih juga yang memperbolehkan berburu menggunakan anjing dan hasil buruannya termasuk halal. Mengenai pelacur, memang perbuatan zina sudah tidak diragukan lagi dalam Islam sebagai perilaku bejat dan tidak bersusila.

Tentang anjing dan pelacur, dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Allah pernah berterima kasih dan mengampuni dosa seorang pelacur dan menjanjikan masuk surga. Dikisahkan, ada seorang pelacur yang pulang dari tempat praktiknya di tengah jalan menemukan seekor anjing yang menjulurkan lidah karena kehausan. Dia berpikir sesaat apa yang harus dilakukan untuk menolong si anjing. Dari kejauhan dia melihat sebuah sumur. Dengan seutas tali, dia mengikat sepatunya untuk mengambil air dari sumur. Kemudian dia berikan minum kepada anjing yang hampir mati karena kehausan tadi ( Ali An Nasf,At Taj al Jamií lil Ushul fi Ahadits ar Rasul, jil, 5, hal. 18-19).

Anjing dan pelacur, keduanya sama-sama berada dalam “status” kurang baik di mata umat Islam, meskipun Islam tidaklah menempatkan keduanya sebagai “barang buangan dan tidak berguna”. Islam masih memberikan harapan kepada pelacur, untuk mengenyam kenikmatan surga di akhirat kelak.

Dengan kedudukan yang rendah dari sudut pandang masyarakat, mungkin seluruh masyarakat tidak terkecuali masyarakat berperadaban modern sekarang ini, pelacur akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi dengan masyarakat normatif. Meskipun demikian, ternyata melalui hadits di atas, Allah bisa melihat dan membuktikan “kemuliaan” dan “rasa kasing sayang” pelacur tersebut, sehingga memiliki derajat yang layak sebagai penghuni surga kelak di akhirat (meskipun tidak dijelaskan “kapan” masuk surganya”).

Ini membuktikan, bahwa menurut pandangan Allah, anjing dan pelacur tidaklah sehina dan senista pandangan manusia umumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun