Mohon tunggu...
muheminutes
muheminutes Mohon Tunggu... Artivist -

Kesabaran ada batasnya, tapi tidak dengan keculasan. Oleh karenanya, jangan pernah sabar bila berurusan dengan orang culas.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Jokowi, Tolong Jangan Bubarkan MUI

20 Oktober 2016   12:21 Diperbarui: 20 Oktober 2016   12:43 1326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pak Jokowi, anda pasti sudah mendengar pernyataan MUI terkait sengketa surah Almaidah 51 yang dikutip Ahok. Anda juga pasti sudah mendengar terjadi pro kontra atas pernyataan MUI tersebut. 

Beberapa hari yang lalu, Pak Jokowi mungkin juga mendengar bahwa ada petisi yang menuntut anda untuk segera membubarkan MUI. Petisi tersebut saat ini sudah ditandatangani lebih dari 10.000 orang.

Sumpah demi Tuhan, tolonglah Pak Jokowi, jangan bubarkan MUI. Pak Jokowi cukup mencabut monopoli atas sertfifikasi halal yang sudah terlanjur dikuasai oleh MUI. 

Saya berdoa agar bapak segera membentuk sebuah badan lintas kementerian yang berwenang melakukan proses sertifikasi halal. Dalam hal ini, mungkin Kementerian Agama akan berkoordinasi dengan kementerian terkait. Untuk produk pangan, obat dan kosmetik dengan Kementerian Kesehatan. Untuk layanan jasa perbankan dengan Kementerian Keuangan dan OJK.   

Pak Jokowi, biarkanlah MUI tetap ada, tapi ambil alih semua kewenangan LPPOM dan DSN yang seolah-olah mengatasnamakan pemerintah itu. Kalaupun memang terlanjur ada kebijakan pemerintah yang menjadikan MUI punya kewenangan untuk melakukan semua itu, tolong cabut segera.

Pak Jokowi, bapak kan tau, MUI itu bukan lembaga Negara. Jadi, kembalikan semua tugas dan fungsi yang seharusnya dilakukan pemerintah dari tangan MUI. Dengan demikian, kedudukan MUI sama dengan kedudukan FPI, HTI dan ormas-ormas lainnya.

Pak Jokowi, bapak pasti tau, untuk membubarkan FPI yang anarki dan HTI yang anti demokrasi (Pancasila) saja harus mikir tujuh kali, apalagi harus membubarkan organisasi ulama seperti MUI. Bisa-bisa Pak Jokowi akan dituduh anti islam dan kena fatwa macam-macam.  

Pak Jokowi, tolong diingat ya, MUI itu bukan organisasi orang suci. Kalaupun mereka (mengaku) ulama, mereka tetap sama seperti kami, mereka belum tentu kebal atas godaan nikmat duniawi.

Pak Jokowi, jangan takut untuk beraksi. Kami mendukung bapak untuk menjalankan demokrasi dan menegakkan konstitusi. Kami, rakyat Indonesia yang muak dengan MUI itu sebenarnya banyak, tapi karena malas melakukan aksi, jadi tak diliput oleh stasiun tivi.

Pak Jokowi, kami yang gerah dengan MUI ini adalah orang-orang yang berpendidikan dan punya kecerdasan emosional dan spritual yang cukup tinggi. Makanya kami tak turun ke jalan dan melakukan unjuk rasa anarki dan anti demokrasi seperti FPI dan HTI. Kami pun tak bisa sembarangan seperti MUI yang seenaknya mengeluarkan fatwa bermuatan provokasi dan diskriminasi. Tindakan paling heroik yang bisa kami lakukan paling hanya menandatangani sejumlah petisi.

Demikianlah Pak Jokowi, semoga bapak berkenan mendengar suara dan aspirasi kami. Akhir kata, di sana gunung di sini gunung, di tengah-tengah pohon tembakau. Pak Jokowi bingung, rakyat pun bingung, ulama sakau fatwa-nya galau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun