Ramadan hari ke-19 tahun 2025 Alhamdulillah selalu di keliling orang-orang baik penuh inspiratif. Kali ini kisah inspiratif berasal dari seorang gadis sekaligus santriwati pondok pesantren ternama di Jombang Propinsi Jawa Timur. Usianya mau menganjak 18 tahun. Dia, si sulung dari tiga bersaudara dan lahir di keluarga sederhana. Sang ibu hanyalah seorang guru sementara ayahnya pekerja swasta. Sudah enam tahun gadis tersebut menjalani kehidupan di pondok pesantren. Setelah lulus SD tekadnya kuat untuk terus berjuang lanjutkan hafalan Alquran. Pembiasan positif di sekolah dasarnya berupa hafalan surat pendek dan kelas tahfidz menjadi cikal bakal dia akan meraih keseimbangan ilmu dunia dan akhirat. Saat itu juz 30 telah berhasil dihafalkan.
Saya mengenal si gadis adalah seorang pendiam dan selalu gigih ikuti pelajaran akademik dan non-akademik. Berbagai ajang kompetisi bidang tahfidz beberapa kali diraihnya dengan predikat juara. Penguasaan public speaking telah dikantongi sejak duduk di bangku TK. Menjadi MC (Master of Ceremony), peragaan busana, menyanyi, bahkan  menulis cerpen sering kali dilaluinya tanpa mengeluh.Â
(baca: https://www.kompasiana.com/muharningsih64315/654cfd93110fce47df042d84/kaulah-pahlawan-sejatiku).Â
Ketika saya mengobrol dengannya rasa penasaran muncul terkait kisah inspiratifnya, kok bisa menghafal Alquran sambil belajar lalu adakah kendala atau hambatan baginya saat menghafal Alquran. Berikut berbagai pertanyaan saya kepadanya:
- "Tepatnya sejak kapan kamu menghafal Alquran?"
Dia menjelaskan saat memasuki tahun kedua di pondok pesantren (kelas 8) mulai ambil program tahfidz. Kebetulan di pondok ini bukan berbasis tahfidz. Tiga program yang ditawarkan: tahfidz, bahasa, reguler. Tahap seleksi masuk program bisa dibilang ketat. Perbandingan kelolosan santri 10:2. Alhamdulillah dia diterima.Â
- "Bagaimana strategi untuk menghafal Alquran?"
1. Tekad dan kemampuan yang kuat
Baginya, seorang penghafal Alquran harus miliki niat atau tekad yang kuat. Jangan separuh-separuh dalam proses menghafal. Karena dengan tekad di hati dan pikiran akan bisa menghadapi berbagai hambatan dan lebih fokus untuk terus menghafal. Masih banyak pembelajaran yang harus dipelajari bagi para penghafal Alquran seperti tajwid, makharijul huruf, tartil, kelancaran. Belum lagi ketika ia telah menjadi hafidzoh 30 juz yang lafdhon wa ma'nan wa amalan wa tartilan maka ia harus belajar tentang penafsiran Alquran, qiraah sab'ah, qiraah asyaroh dan masih banyak lagi.Â
2. Tanamkan akhlakul karimah
Menjaga Alquran bukan hanya perkara murojaah tetapi ahlaq dan adab juga perlu diperhatikan. Allah telah memberikan amanah dan anugerah yang sangat besar bagi penghafal Alquran. Penghafal Alquran yang menjaga hafalannya dengan baik maka, ia termasuk orang yang dicintai oleh Allah dan Allah pun akan menjaganya sebagaimana ia menjaga hafalannya. Hal yang sangat penting dari seorang penghafal Alquran adalah mempunyai akhlaqul karimah karena ia akan dipandang dan menjadi contoh bagi masyarakat sekitarnya. Maka dari itu tidak sepantasnya jika seorang penghafal Alquran memiliki ahlaq yang buruk.
3. Membuat jadwal target hafalan