Jalanan terlihat lengang, lampu-lampu menyala dengan terang. Sementara suara jangkrik terdengar saling bersahut-sahutan. Oh, malam yang begitu dingin dan sepi. "Adalah hal yang wajar jika malam terasa dingin" ujarmu disampingku. Aku hanya menjawabnya dengan sedikit tersenyum, pertanda aku setuju. "Bukan hanya dingin, tapi juga sepi" ujarku sambil memasangkan jaket Real Madrid kesukaanku. Kali ini giliran dia yang tersenyum. "Apakah kau juga setuju?" tanyaku lagi. Bukan jawaban yang aku dapatkan, dia malah terus tersenyum. "Mungkin kamu benar" jawabnya setelah agak lama aku menunggu.
Malam semakin larut dan dingin, suasana terasa hening dan sepi. Orang-orang terlihat banyak yang sudah kembali kerumah mereka masing-masing. Sementara aku masih bertahan disini, tentu saja bersama dia.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanyanya memecah keheningan. "Apa?" jawabku dengan nada sedikit penasaran.
"Ada apa dengan kelelawar?" tanyanya lagi dengan wajah serius.
Dia menanyakan itu karena foto profil akun facebookku, kuganti dengan gambar seekor kelelawar. Banyak orang yang menanyakan perihal tersebut, termasuk dia.
"Oh itu, seseorang menyebutku seperti seekor kelelawar karena aku suka begadang" jawabku santai.
"Seseorang? Perempuan?" tanyanya semakin serius.
"Iya, seorang perempuan" jawabku enteng.
"Sekarang dia dimana?" dia terus bertanya. Kali ini aku tidak langsung menjawab pertanyaannya, agak lama aku tertegun.
Tiba-tiba semua ingatan tentang dia datang lagi, apakah ini yang disebut dengan rindu?
"Aku tidak tahu" jawabku sambil menyeruput kopi yang kupesan.