Menyiapkan dana pensiun sejak dini adalah langkah yang sering dianggap terlalu jauh bagi anak muda. Tapi itu justru adalah langkah paling realistis. Sejak SMA, saya sudah punya mimpi: bisa bebas secara finansial sebelum usia pensiun.Â
Hidup tidak ingin sepenuhnya bergantung pada gaji bulanan, apalagi saat tenaga sudah tidak lagi sekuat sekarang. Dari situlah semua dimulai dari mimpi dan keberanian untuk mengambil peluang, sekecil apa pun itu.
Belajar Menangkap Peluang di Sekitar
Salah satunya saya menyadari bahwa untuk memulai sesuatu, kita tidak perlu menunggu punya modal besar atau ide yang sempurna. Yang terpenting adalah keberanian untuk mulai. Saya melihat di daerah Ngemplak Boyolali, di mana ada tradisi slametan sadranan setiap malam Jumat masih sangat kuat. Apalagi setiap malam Jumat Kliwon, banyak yang melakukan ritual kirim doa dan ziarah ke makam.
Dari kebiasaan ini, saya menangkap peluang berjualan bunga setaman. Mungkin bagi orang lain ini bukan usaha yang "keren", tapi kenyataannya permintaan pasar sangat nyata. Usaha ini hanya seminggu sekali, setiap hari Kamis sore saja, saya berjualan.Â
Hanya sekitar 3 jam, tapi pendapatannya lumayanlah. Lebih dari cukup kalau hanya pengeluaran selama seminggu. Bahkan jika bertepatan dengan Jumat Kliwon, hasilnya bisa setengah dari UMR Solo. Belum lagi ditambah dengan usaha sampingan lainnya.Â
Tidak perlu malu. Tidak usah gengsi. Karena saya tahu, ini bagian dari proses menuju impian besar: hidup mapan tanpa harus menunggu usia tua. Dan usaha itu bukan soal besar kecilnya, tapi soal konsistensi dan ketekunan.
Mumpung Muda, Waktunya Menyerap Ilmu dan Pengalaman
Mumpung masih muda, badan masih kuat, pikiran masih lapang, dan belum ada tanggungan besar, saya merasa inilah saatnya mencoba banyak hal. Gagal? Wajar. Tapi justru dari kegagalan itu saya belajar: mana yang layak dilanjutkan, mana yang perlu ditinggalkan.
Saya juga mulai memperluas jaringan. Ketemu banyak orang, ngobrol sama pelanggan, ikut komunitas kecil-kecilan. Ternyata dari situ saya belajar lebih banyak tentang pola pikir bisnis, tentang ritme pasar, dan tentang pentingnya membangun relasi yang baik. Semakin luas relasi, semakin besar peluang.
Saya belajar bisnis itu bukan hanya dari buku atau seminar mahal saja. Tapi juga dari obrolan warung, dari pengalaman lapangan, dan dari jatuh-bangun menjajakan dagangan sendiri. Pelajaran terbaik justru datang dari dunia nyata, bukan dari teori semata.
Digitalisasi: Peluang Baru Anak Muda
Tak berhenti di situ, saya juga mulai mencoba masuk ke dunia digital. Belajar tentang digital marketing secara otodidak. Dari media sosial hingga marketplace, semua saya pelajari sedikit demi sedikit. Kadang bingung, kadang salah, tapi tetap saya jalani.