Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... unknown

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berbagi Takjil di Masjid, Tradisi Berkah yang Menghangatkan

17 Maret 2025   13:06 Diperbarui: 17 Maret 2025   13:48 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana berbuka puasa di Masjid Jami' (Dok. Pribadi) 

Bulan Ramadan selalu membawa atmosfer yang berbeda di setiap sudut kehidupan. Di Komplek Perumahan Rejosari, salah satu tradisi yang tetap terjaga dan dinantikan adalah berbagi takjil di Masjid Jami'. 

Tidak ada kemewahan atau keramaian yang meluber ke mana-mana, hanya kebersamaan sederhana antara warga dan jamaah masjid yang setiap harinya berbuka puasa bersama. Sebuah kebiasaan yang tampak sederhana, namun menyimpan makna mendalam tentang kebersamaan dan kepedulian.

Menjelang magrib, suasana di sekitar Masjid Jami' Rejosari menjadi lebih hidup. Warga mulai berdatangan boleh dengan membawa aneka makanan dan minuman yang telah disiapkan dari rumah. 

Ada yang datang bersama keluarga, ada pula yang datang sendirian, tetapi semuanya memiliki satu tujuan: berbuka bersama dalam suasana kekeluargaan.

Di serambi masjid, beberapa ibu-ibu tampak sibuk menyusun takjil yang akan dibagikan. Semua takjil ini berasal dari sumbangan warga perumahan yang dengan suka cita berbagi rezeki. 

Takjil yang disediakan pun selumrahnya, bisa berupa nasi lauk, kolak pisang, teh manis hangat, serta beberapa potong gorengan atau kurma. Namun, kehangatan yang menyertainya membuat setiap suapan terasa lebih berarti.

Untuk memastikan kegiatan berbagi takjil berjalan dengan lancar, warga perumahan telah menyusun jadwal keluarga yang bertanggung jawab setiap harinya. 

Setiap keluarga bergiliran menyediakan takjil sesuai dengan kemampuan mereka. Dan seterusnya hingga akhir Ramadan. Jika ada keluarga yang berhalangan, warga lain dengan sukarela akan menggantikan, menunjukkan betapa eratnya rasa kebersamaan di lingkungan ini.

Sambil menunggu azan berkumandang, jamaah duduk melingkar di atas tikar sederhana yang digelar di teras masjid. Percakapan ringan pun mengalir, dari sekadar berbagi cerita tentang keseharian hingga diskusi ringan seputar keagamaan. Saat azan magrib berkumandang, semua larut dalam doa dan segera menyantap hidangan yang telah tersaji.

Setiap hari, takjil yang dibagikan cukup untuk jamaah masjid dan warga sekitar perumahan. Tidak ada antrean panjang atau pembagian yang sampai meluas ke jalan raya. Ini bukan program besar yang membutuhkan banyak publikasi, tetapi sebuah kebiasaan yang telah tumbuh secara alami di antara warga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun