Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... Human

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

#KaburAjaDulu Pilihan atau Tamparan?

20 Februari 2025   00:32 Diperbarui: 20 Februari 2025   01:17 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi Tren KaburAjaDulu dari Kompas.com (sumber asli: Shutterstock/TORWAISTUDIO)

Tagar #KaburAjaDulu mungkin sudah tidak asing lagi. Tagar ini ramai diperbincangkan di media sosial, terutama di kalangan generasi muda---Gen Z dan Milenial---yang ingin pergi ke luar negeri. 

Sebagian menggunakannya dengan nada bercanda, sementara yang lain mengungkapkannya dengan serius. Intinya, ketika situasi di dalam negeri terasa sulit, baik dari segi ekonomi, politik, maupun sosial, pergi ke luar negeri dianggap sebagai salah satu opsi.

Namun, benarkah mereka yang "kabur" benar-benar mencari peluang untuk meraih impian dan penghargaan yang sulit didapat di negeri ini? Ataukah mereka hanya FOMO dan ingin mencari kenikmatan semata? #KaburAjaDulu memang lagi tren, tidak hanya di media sosial namun juga di tongkrongan bahkan sampai di ruang diskusi-diskusi formal.

Situasi seperti ini mengingatkan saya pada suatu lagu dari JKT48, dimana kondisi negara lagi krismon lalu ingin kabur pada penggalan liriknya, lagu ini bisa menemani di tengah kondisi Indonesia saat ini. (Apakah ini sebuah konspirasi).


Semoga semuanya yang ingin kaburdulu selalu diberi kesehatan, kemudahan, dan mental yang kuat. Karena hidup di negeri orang bukan perkara mudah—harus punya bekal yang cukup baik yang ingin menuntut ilmu lebih tinggi maupun ingin bekerja, semua mesti dipersiapkan baik ilmu, keterampilan, maupun kesiapan mental. Semua itu penting supaya perjalanan di luar negeri bukan sekadar petualangan, tapi juga pengalaman yang membawa manfaat.

Kalau dipikir-pikir, fenomena ini sebenarnya bukan hal baru. Dalam budaya kita, merantau dan bekerja di luar negeri sudah dilakukan sejak lama. Bedanya, mungkin dalam suasana yang lebih terencana dan berbeda, sementara sekarang ada yang berangkat dengan semangat kabur dulu, urusan belakangan. 

Tapi bagaimanapun caranya, intinya tetap sama—mencari kehidupan yang lebih baik dengan harapan bisa kembali membawa sesuatu yang bermanfaat.

Kalau memang ingin berangkat, pastikan persiapannya matang. Mulai dari dokumen penting seperti paspor dan visa, kemampuan bahasa agar tidak kesulitan berkomunikasi, hingga keterampilan yang bisa jadi bekal untuk bertahan dan berkembang di sana. Pahami juga budaya serta aturan negara tujuan, supaya bisa beradaptasi dengan baik. Berharap semua yang pergi keluar negeri dalam hal positif.

Dan kalau suatu hari nanti sudah merasa cukup, punya kehidupan yang stabil, ada keinginan untuk pulang. Membawa pulang ilmu, pengalaman, dan wawasan yang lebih luas untuk dibagikan ke kampung halaman. Karena sebaik-baiknya perjalanan adalah yang memberi manfaat, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. #NantiBalikLagi kalau sudah siap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun