Mohon tunggu...
Muh Arbain Mahmud
Muh Arbain Mahmud Mohon Tunggu... Penulis - Perimba Autis - Altruis, Pejalan Ekoteologi Nusantara : mendaras Ayat-Ayat Semesta

Perimba Autis - Altruis Pejalan Ekoteologi Nusantara : mendaras Ayat-Ayat Semesta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ekoteologi Moloku Kie Raha: Etika Lingkungan Empat Kesultanan Maluku Utara

1 Desember 2020   03:01 Diperbarui: 1 Desember 2020   04:19 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terkait sastra lisan tersebut, riset Syahyunan Pora, menyebutkan bahwa kearifan lingkungan hampir sebagian besar terwujud dalam sastra lisan Ternate yang merepresentasi alam (tumbuh-tumbuhan, buah-buahan ataupun lautan) sebagai simbol kehidupan yang erat dengan kehidupan masyarakat Ternate sehari-hari[67]. Bahkan sastra lisan yang berdimensi kearifan politik disimbolkan melalui alam, dimana pemimpin diibaratkan 'bunga' dan rakyat diibaratkan 'alang-alang' (kusu / kano-kano)[68]. Tradisi kelisanan Ternate mempunyai peranan tersendiri dalam kebudayaan yang dipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok orang yang selalu mengubah alam. 

Dengan demikian, menurut simpulan penulis, sejatinya upacara, pesta dan sastra merupakan salah satu ikhtiar empat kesultanan di Maluku Utara dalam menjaga praktik dan pendidikan etika lingkungan kesultanan. Ajaran-ajaran kearifan lokal secara simultan senantiasa diselipkan di setiap aktivitas-aktivitas tersebut, baik secara lisan bernilai sastra, secara giat budaya (tarian) maupun melalui gerakan seremonial (pesta dan upacara). Kandungan nilai-nilai pendidikan etika lingkungan tersebut pun tak jauh dari hubungan manusia dengan sesamanya, alam dan Tuhan, Sang Pencipta, sesuai ajaran agama Islam (Tauhid).

Maka, kehidupan masyarakat di empat kesultanan tersebut, termasuk Etika Lingkungan Negeri Moloku Kie Raha, diatur dalam satu kesatuan yang tidak terlepas dari yang namanya: "adat matoto agama, agama matoto kitabullah, kitabullah matoto Jou ta'ala" atau adat bersendikan agama, agama bersendikan kitab Allah, kitab Allah bersendikan Allah SWT [69]. 

 

* Hasil Liputan Mendalam program Fellowship Environmental Citizen Journalist Program (ECJP) 2020: "Hutan dan Manusia di Timur Indonesia"

DAFTAR PUSTAKA

-----, 2009. Al-'Aliem, Al-Qur'an dan Terjemahannya Edisi Ilmu Pengetahuan, Bandung: Al-Mizan Publishing House, PT. Mizan Pustaka, cetakan ke-2.

------, 2017. Laporan Akhir Penyusunan Batas DAS Skala 1:50.000 Tahun 2017, Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Ake Malamo.

Abdullah, Mudhofir, 2010. Al Qur'an dan Konservasi Lingkungan, Argumen Konservasi Lingkungan Sebagai Tujuan Tertinggi Syari'ah, Jakarta : Dian Rakyat.

Attfield, Robin, 2010. Etika Lingkungan Global. Jogjakarta: Kreasi Wacana, Cet. Pertama.

Faaroek, M. Amin, 2016. "Adat dan Budaya dalam Menjaga Keserasian Sumber Daya Alam dan Lingkungan" (Makalah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun