Mohon tunggu...
Muh Arbain Mahmud
Muh Arbain Mahmud Mohon Tunggu... Penulis - Perimba Autis - Altruis, Pejalan Ekoteologi Nusantara : mendaras Ayat-Ayat Semesta

Perimba Autis - Altruis Pejalan Ekoteologi Nusantara : mendaras Ayat-Ayat Semesta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan featured

Menjadi Ekofeminis, Wasiat Kartini di Hari Bumi

21 April 2018   06:48 Diperbarui: 22 April 2019   16:05 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: systemicalternatives.org

Perempuan relatif menjadi korban sistem sosial patriarkhis, antara lain kekerasan seksual (lisan, fisik, psikhis), subordinasi (suwarga nunut neraka katut - surga menumpang neraka terbawa, tidak terlibat dalam pengambilan keputusan politik/rumah tangga), marjinalisasi perempuan (peminggiran peran: tenaga kerja murah, pelengkap : sekretaris, SPG), beban ganda (fungsi reproduktif sekaligus fungsi produksi, sebagai ibu, isteri sekaligus pencari nafkah), stereotype (pelabelan negatif: WIL, 'ibu tiri', 'nenek sihir') dan tindakan-tindakan seksis lainnya yang setara rasisme. 

Segala hal dipusatkan pada lelaki (androsentris). Peran sosial tersebut didasari pada kondisi biologis perempuan, karenanya perempuan dianggap tidak cocok berperan di ranah publik, dan kalaupun 'terpaksa' di ranah publik maka diberi peran yang dianggap 'sesuai' dengan sifatnya: perawat, guru, bendahara dan seksi konsumsi. Tragisnya, ketidakadilan gender tersebut didukung oleh lembaga sosial yang ada, seperti (tafsir) agama, media massa, politik,ekonomi dan sebagainya.

BUMI: SIRATAN AYAT TUHAN

Bumi merupakan salah satu bagian makrokosmos (alamsemesta) yang diciptakan oleh Tuhan untuk manusia selaku khalifah/wakil Tuhan di muka bumi atau 'wali planet'. Terdiri dari berbagai tonggak gunung pun kubangan lembah dan ngarai di hamparan darat hingga samudera dan lautan yang tak tumpah di balutan bumi yang bulat. 

Dalam relasi harmoni antara Tuhan-alam-manusia, kedudukan alam, termasuk bumi, dan manusia sejajar di sudut derivasi, yakni sama-sama sebagai makhluq (ciptaan sang Khaliq), sebagai 'akibat' dari 'sebab pertama' (Causa Prima), pun sebagai tanda kawniyyah atau ayat tersirat dari Tuhan.

Seluruh makhluk dengan ukurannya masing-masing merupakan manifestasi Tuhan, mengindikasikan kehadiranNya. Oleh karenanya, semua makhluk bertasbih/memuji Tuhan pun bersujud padaNya, sesuai dengan kadar, potensi dan cara masing-masing.

Tugas manusia adalah menjalankan amanat perwalian atas bumi tersebut sebaik mungkin, dengan potensi akal yang telah diberikan Tuhan. Akal adalah tanda derajat kemulian manusia yang membedakannya dengan makhluq hidup lainnya. 

Amanat kedua sebagai konsekuensi kehalifahan tersebut adalah tidak melakukan berbagai kerusakan dimuka bumi. Maka, manakala manusia melakukan sebuah perilaku merusak atas lingkungan, eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, sejatinya ia telah melakukan satu ecoside (bunuh diri lingkungan). 

Hal ini berarti manusia telahmengabaikan amanat Tuhan. Dalam konteks teologi Islam, menurut Toshihiko Izutsu, setara dengan kufr, tertutup/ mengabaikan karunia yang telah diterimanya, lawan kata 'syukur' (terbuka).

Balasan terdekat Tuhan atas perilaku eksploitatif tersebut mewujud dalam keragaman reaksi makhluq, salah satunya dengan bencana. Berbagai bencana alam, selain sebagai suatu fenomena alam(sunnatuLlah / nature), juga merupakan suatu fenomena sosial (nurture), akibat perilaku manusia yang cenderung merusak dan berujung pada kemusnahan sumber daya milik publik (the tragedy ofthe commons).

Justru faktor kedua (perilaku merusak manusia) yang dominan mempengaruhi, baik secara individual (gaya hidup : materialisme, konsumtif, hedonis), komunal (keluarga boros energi - budaya masyarakat pop/floating mass), swasta (industri ekonomidan teknologi kapitalis) dan negara (kebijakan-kebijakan yang salah dan tidak ramah ekologi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun